Jumat, 15 Juni 2012

" PERMENUNGAN DI TEPI SAN DIEGO HILLS "


Konon menurut berita, ada seorang dokter spesialis jantung terkemuka meninggal dunia, sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan atas jasa dan pengabdiannya sebagai seorang dokter spesialis jantung yang bertangan dingin serta mapan secara finansial, maka keluarga besar dokter ini sepakat memesan sebuah peti mati yang diukir dengan gambar jantung.
Menjelang dikebumikan, rekan-rekan sesama dokter datang menjenguk dan memberikan penghormatan terakhir, mengingat jasa dan kebaikan dokter spesialis jantung ini selama hidupnya para rekan-rekannya sesama dokter yang datang menjenguk semua bersedih dan sebagian menangis menitik air mata, kecuali salah seorang diantara para dokter itu yang sejak dari awal kehadirannya selalu tersenyum dan ketika berada di tepi peti jenazah senyumnya makin terlihat jelas sehingga salah seorang dokter yang berdiri disebelahnya bertanya : “ Dok, dari tadi saya perhatikan, dokter kenapa senyum selalu ? Apakah dokter senang rekan kita ini meninggal dunia ?”
Dengan mimik wajah tidak berubah bahkan menggambarkan rasa percaya diri yang tinggi, dokter tersebut makin tersenyum dan kemudian berujar : “ Bukan senang, saya pasti merasa kehilangan, cuman dari tadi ada pertanyaan dalam hati saya, kalo dokter spesialis jantung meninggal dunia di peti matinya diukir gambar jantung, nah… saya kan dokter spesialis kulit dan kelamin, jika saya meninggal dunia gambar apa yang akan diukir di peti mati saya nanti ?”   
Beberapa bulan yang lalu, saya dengan rekan saya yang bertempat tinggal di Surabaya melakukan perjalanan dari Jakarta menuju Kerawang untuk mengunjungi sebuah pabrik plastik miliknya, di jalan tol beberapa saat menjelang tiba di kota Kerawang, teman saya sambil mengemudikan mobil kijang inova miliknya tiba-tiba berujar : “ Lihat tuh Bung, disebelah sana dihamparan tanah yang luas itu lokasi San Diego Hills, lokasi pekuburan orang kaya, satu kapling harganya puluhan sampai ratusan juta “.  Saya yang datang dari Sumatera memang belum pernah berkunjung ke San Diego Hills, tetapi sudah sering mendengar cerita tentang lokasi pemakaman untuk kalangan orang berduit tersebut.
Ditengah keasikan saya memandang dan mencari-cari letak lokasi pemakaman itu, seiring berpikir dan ingin menjawab perkataan rekan saya tadi, tiba-tiba rekan saya itu berujar kembali : “Memang orang kaya ya, sudah meninggal dunia juga masih ingin memiliki tempat elit dan nyaman !!!”. Mendengar ucapan yang terlontar dari mulut teman itu akhirnya kami seisi mobil tertawa lepas seakan tidak punya beban hidup lagi.
Usai tertawa, saya sendiri akhirnya termenung dan berpikir, rekan saya ini seorang pengusaha, sudah punya pabrik di Surabaya dan di Kerawang, secara financial sebenarnya sudah mapan. Tetapi ucapannya tadi membuad saya semakin larut dalam permenungan, kenapa dia bernada mengejek orang kaya ? sementara dia juga termasuk sudah kaya !!!
Setelah saya pikir-pikir, ternyata itulah perbedaan cara pandang seseorang tentang memaknai sebuah kematian, terutama perbedaan memaknai pemakaman jasad orang yang telah meninggal dunia. Dalam kehidupan sehari-hari kita juga sering menemui orang yang sangat menghormati pemakaman, yaitu membuad tempat pemakaman yang megah dengan arsitektur menawan, bahkan ada juga membuad pemakaman dengan bentuk tugu sebagai monumen bahkan ada makamnya lebih indah dibandingkan dengan rumah tempatnya tinggal semasa hidup.
Dari cerita diatas, tersirat suatu pesan tentang bagaimana umat manusia menanggapi dan memaknai sebuah kematian. Ada yang memiliki prinsip bahwa kematian harus dihormati dengan pemberian penghargaan besar dalam bentuk materi maupun rohani , baik itu penghargaan dalam acara pemakaman ataupun pemberian penghormatan menjelang dikebumikan. Tetapi ada juga pihak yang beranggapan bahwa acara dan bentuk pemakaman bukan tujuan utama  apalagi dengan acara besar-besaran apalagi dan  membuat tempat dan bentuk pemakaman yang serba mewah, karena yang penting dalam kematian adalah keselamatan atau peluang untuk mendapatkan tempat yang layak dan pantas di sorga.
Menurut kaca mata iman dan religi memang yang terpenting dalam kematian adalah mendapatkan kapling di sorga, bukan kapling di dunia ini, sehingga dalam memaknai kematian hal terpenting untuk dilakukan adalah mendoakan orang yang meninggal dunia agar diterima di sorga dan mohon doa pengampunan atas dosa yang telah diperbuad selama hidupnya. Dan bagi kita yang masih hidup mengembara di dunia ini, setiap kali mengikuti acara pemakaman ataupun menjenguk orang yang meninggal dunia sebagai tanda turut berduka cita, mari kita jadikan momentum tersebut sebagai sarana melakukan permenungan untuk mencari makna kematian, dan melakukan introspeksi terhadap diri sendiri untuk mencoba menyadari sejauh mana kita dapat memahami arti kematian itu sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar