Minggu, 03 Juni 2012

"SULITNYA MEMAHAMI JALAN PIKIRAN SEORANG PRIA" Sebuah keluhan seorang istri atas sikap suaminya yang dianggap telah berubah.

"Aku sekarang merasa asing denganmu, aku tidak bisa memahami mu sekarang padahal kita telah lama menjadi pasangan suami istri"  Itulah ucapanku tadi malam kepada suamiku ujar seorang istri sahabatku kepada saya ketika datang menemuiku untuk menceritakan pertengkeran mereka tadi malam.
Sebagai seorang laki-laki dan telah berkeluarga serta telah mengalami bagaimana rasanya memiliki seorang istri, bingung juga memahami kata-kata yang diucapkan istri sahabat saya ini, kok bisa ya "Seorang istri merasa asing dengan suaminya dan tidak bisa memahami siapa suaminya", wah repot juga ini gumamku dalam hati, sehingga akupun tidak berani banyak memberikan petuah dan jalan keluar kepada istri sahabat saya itu. Yang meluncur dari mulutku hanya kata-kata yang membesarkan hatinya.
Karena diselimuti rasa penasaran yang demikian tebal akhirnya saya memberanikan diri bertanya kepada sahabat saya tentang apa sebenarnya persoalan yang membuad dia dan istrinya bertengkar, ya saya terpaksa memberanikan diri kepada sahabat saya ini karena saya paham persis sifatnya yang tidak suka ditanya masalah pribadinya, walaupun kami dekat dan akrab sejak masuk semester pertama kuliah, bahkan sering tidur bareng dan ketika melakukan pendekatan terhadap istrinya untuk menjadi pacarnya ketika kami bersama-sama menemuinya, itulah kenyataannya sedemikian dekatnya persahabatan kami tetapi saya tetap menghargai prinsifnya yang tidak ingin membicarakan masalah pribadinya, "Itu privasi saya !!!" jawabnya setiap kali saya tanya persoalan rumah tangganya.
Namun kali ini harus saya ketahui persoalan sesungguhnya karena menurut penuturan istrinya pertengkaran tadi malam sudah berada pada level tingkat tinggi, jika sang suami tidak mohon maaf si istri sudah siap mental untuk pisah ranjang alias cerai. Wah kacau kan........ !!!
Setelah bertemu dengan sahabat karib saya itu, kali ini ternyata berkenan mengungkapkan bagaimana sebenarnya peristiwa pertengkaran mereka yang terjadi tadi malam. Dengan raut wajah yang tampak letih dan sorot mata yang sayu dan merah sebagai sebuah pertanda bahwa tadi malam sahabat saya ini kurang nyenyak tidur menuturkan kisah sedih mereka tadi malam :
" Tadi malam ketika kami berdua sedang menonton televisi di ruang tamu, tatapan mata kami berdua fokus tertuju ke layar televisi, istriku juga serius mengikuti acara demi acara dengan posisi duduk disampingku dan diatas meja didepan sofa yang kami duduki berdua tersaji beberapa jenis makanan ringan yang sebelumnya telah disediakan oleh pembantu rumah tangga kami sebagai makanan selingan menikmati istirahat bersama kami didepan televisi, ditengah keasikan tersebut tiba-tiba istriku berkata "Pa tolong ambilkan sepotong kue legit itu", mendengar ucapanya akupun berkata "Ambil sendirilah, itupun tidak bisa kamu ambil".
Tanpa dilanjutkan cerita sahabat saya ini, sudah dapat diduga apa yang terjadi selanjutnya. Mendengar jawaban suaminya sudah pasti si istri marah besar dan berkata bahwa "suaminya tidak bisa diminta tolong membantunya mengambil sepotong kue" mendengar kata-kata yang demikian maka si suami menganggap bahwa istrinya menuduh dan memvonnisnya sebagai seorang suami yang tidak baik. Tidak nyambung ya,  ya memang tidak nyambung dan itulah persoalan utamanya.Si istri menganggap apa yang dilakukan dan yang diucapkannya merupak hal yang wajar yaitu  "minta tolong" kepada suaminya, ada suami sendiri kenapa mesti minta tolong kepada suami orang lain. Disisi lain si suami beranggapan si istri terlalu berlebihan, ingin dilayani, kenapa hanya untuk meraih sepotong kue yang berada persis dihadapannya dan dapat diraih dengan tangan sendiri tanpa bangkit dari duduk mesti minta dibantu oleh suami. "Manja amat"  mungkin juga pemikiran ini ada muncul dalam alam pikir sadar sang suami. Keterlaluan ya ? Padahal ketika pacaran dahulu jangankan diminta tolong mengusir seekor nyamuk yang menempel di pipi pacarnya, mengusir tukang copet yang raut wajahnya sangar dan seram sembilan puluh sembilan persen pasti berani (1% milik Tuhan), main pukul-pukulan adu kekuatan otot juga akan dilakukan walau tau akhirnya pasti bonyok.
Kalau hal ini ditanyakan kepada pria kenapa ?  Jawabnya "Itu kan dulu !!!" Hehehe... memanglah ia.....

PRIA MEMANG BERASAL DARI PLANET LAIN

Wah... sub judul ini mengada-ada, provokatif, tidak logis dan hanya teori pembenaran membela pria !!!
Pria itu tidak perlu pembelaan karena dia keturunan Adam yang dari salah satu tulang rusuknya wanita diciftakan (untuk kaum pria coba hitung berapa tulang rusuknya yang berkurang).
Sejujurnya, sub judul diatas dibuad tujuannya untuk memberikan gambaran bahwa memang ada perbedaan khas cara berpikir seorang pria dan cara berpikir seorang wanita. Saya sepakat bahwa perbedaan ini tidak merupakan hukum alam yang mutlak dan tidak bisa digugat kebenarannya, tapi berdasarkan kenyataan sehari-hari dan pengalaman hidup, seorang laki-laki cara berpikir atau kerangka pemikirannya memang umumnya lebih mengandalkan kemampuan rasio dan sering mengabaikan perasaannya, ini yang dimaksudkan dengan dunia (planet) laki-laki, secara ilmu psikologi dikatakan mengandalkan belahan otak sebelah kirinya, sedangkan seorang wanita cenderung lebih mengandalkan belahan otak kanannya atau mempergunakan kedua belahan otaknya, otak kanan otak kiri secara seimbang sehingga seorang wanita itu sering lebih sering mengandalkan perasaannya.
Berdasarkan cerita pertengkaran suami istri diatas, sumber utama pertengkaran itu karena si istri memiliki perasaan bahwa suaminya sayang kepadanya, karena dianggap sayang maka akan bersedia membantu istrinya. Sementara si suami berpikir secara ala matematis, dengan jarak yang begitu dekat
seharusnya memungkinkan untuk mengambil sepotong roti itu tanpa bantuan suami.
Wah makin repot mikirinnya ya ? Memang ini hanya sebagian kecil dari contoh perbedaan yang ada diantara seorang pria dan wanita (dilain kesempatan akan kita coba lagi membicarakannya).
Pesan yang ingin disampingkan melalui uraian ini hanya sederhana : "Kita harus menyadari bahwa memang ada perbedaan cara berpikir atau kerangka berpikir) antara seorang pria dan wanita sehingga wajar ada beberapa wanita beranggapan bahwa "Sulit memahami jalan pikiran pria", sebenarnya bukan sulit tetapi kita sama-sama sering lupa (amnesia) bahwa sesungguhnya kita lahir dan datang dari latar belakang yang berbeda, dari latar belakang pendidikan yang berbeda, dari latar belakang lingkungan hidup yang berbeda dan masih ada lagi perbedaan yang lain, terutama perebedaan dalam hal memahami dan mengaktualisasikan bagaimana sikap mewujudkan perasaan cinta. Seorang wanita pada umumnya ingin mendapatkan bentuk ungkapan yang nyata sebuah cinta, sementara seorang pria sering merasa terlalu keras urat lidahnya menghalangi mulutnya mengucapkan kata-kata cinta.
Tidak selamanya laki-laki yang jarang mengucapkan kata-kata tentangcinta dan tidak menunjukkan perbuatan yang mengungkapkan rasa cinta menjadi bukti bahwa seorang pria itu telah berubah apalagi tidak cinta. Karena seorang pria memang sering hanyat kedalam alam kesendiriannya ketika memikirkan sesuatu, tidak gampang mengungkapkan perasaannya kepada orang lain walaupun itu istrinya sendiri. boleh jadi pada peristiwa pertengkaran suami istri sahabat saya yang diceritakan diatas si suami sebenarnya sedang memikirkan sesuatu, misalnya persoalan di kantornya, memang matanya tertuju tajam kelayar televisi tetapi belum tentu pikirannya mengikuti jalannya cerita sinetron yang disuguhkan televisi tersebut. Pria itu duduk manis di sofa  dan matanya menatap lurus ke layar kaca televisi tapi sebenarnya pikirannya tidak ke acara televisi tersebut, itulah salah satu bentuk tindakan pria yang cenderung selalu ingin memikirkan dan menyelesaikan masalah sendirian.
Nah kalau benar bahwa si suami sedang memikirkan sesuatu, sedang fokus di dalam kesendiriannya maka permintaan istrinya untuk meraih dan mengambil sepotong roti tadi justru menjadi sebuah gangguan yang membuyarkan pikirannya.

Ya memang inilah salah satu faktor yang membedakan seorang pria dan wanita, perbedaan itu harus kita terima sebagai sebuah realita dan jangan dianggap sebagai sebuah bukti bahwa pria itu sulit untuk dimengerti jalan pemikirannya.

PLANET PRIA YANG ELASTIS

Pria itu hidup didalam sebuah dunia yang elastis, bagaikan sebuah karet. persisnya lagi dunia pria itu bagaikan "Karet Gelang". Dunia yang dimaksudkan disini cara berpikir dan bertindak seorang pria
dalam menanggapi dan mengekspresikan cintanya. Ibarat sebuah karet gelang, karet gelang itu jika ditarik maka akan molor sejauh jarak tertentu tapi akan bisa kembali lagi ke bentuk semula, dari bentuk yang bulat, berbentuk lonjong ketika ditarik dan akan kembali menjadi bulat ketika tarikan itu dilepaskan, ya itulah ke-elastis-an sebuah gelang karet.

Seorang pria juga dalam kehidupan berkeluarga atau dalam kehidupan hubungan pacaran dengan seorang wanita adakalanya bersikap seperti karet gelang, pada saat tertentu sangat dekat dan nampak sangat penuh perhatian dengan pasangannya, namun di lain kesempatan tiba-tiba menjauh seakan tidak perduli dan seakan tidak memiliki rasa sayang bahkan seakan tidak menjaga perasaan pasangannya. Itulah posisi ketika seorang pria menarik menjauh dari pasangannya, persis seperti sebuah gelang karet yang sedang ditarik sebuah sisinya, bentuk gelang karet menjadi berubah dari sebelumnya berbentuk bulat akan menjadi berbentuk lonjong, ketika tarikan itu dilepaskan maka akan kembali ke bentuk semula menjadi bentuk yang bulat.

Demikian juga halnya seorang pria ketika dia menjauh dari kedekatannya dengan pasangannya bukan bearti sebagia bukti menarik jarak yang tetap dan tidak kembali lagi, dia akan kembali ke sikap semula untuk menjadi bagian orang terdekat orang yang dicintainya, karena ketika dia menjauh akan muncul suatu kesadaran tiba-tiba bahwa dia kehilangan sesuatu, yaitu kebersamaan, rasa sayang dan cinta pada saat itu dia akan kembali.

Artinya, apabila suatu ketika seorang wanita merasakan seakan-akan pasangan prianya berbeda dari biasanya, kurang perhatian dan suka menyendiri mencari jarak, hal itu jangan dijadikan sebagai sebuah indikator bahwa pria itu telah berubah sikap dari baik menjadi tidak baik, dari sayang menjadi tidak sayang tetapi harus disadari bahwa seorang pria memang dalam waktu-waktu tertentu bisa saja menarik diri dari kedekatannya dengan pasangannya karena memang pria itu memiliki dunia atau alam pemikiran entahpun cara berpikir yang ingin berpikir sendiri, tidak ingin berbagi dan merasa mampu berpikir dan menyelesaikan sesuatu didalam kesendiriannya, bahasa sederhananya : " Pria itu suka masuk kedalam sebuah gua yang dalam dan gelap sendirian " Tapi percayalah dia akan kembali seperti karet gelang yang elastis, kembali kebentuk semula menjadi bulat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar