Sabtu, 14 September 2013

BELITUNG INSIDE

Ketika mendengar kata Belitung, umumnya asosiasi yang muncul dalam benak seseorang "Tentang sebuah pulau sentra ekploitasi timah di Indonesia". Persepsi ini tidak ada salahnya karena sejak zaman penjajahan Belanda, pulau ini merupakan pulau penghasil timah terbesar dan terkenal ke seluruh penjuru dunia. Telah banyak Timah diangkut dari dalam bumi pulau ini, tetapi kekayaan alam yang ada disana bukan hanya timah.


Panorama Pantai Pulau Lengkuas Belitung
Salah satu diantara kekayaan Belitung yang tidak bisa diabaikan "Panorama Alam-nya". Pulau ini bagaikan mutiara indah yang belum di poles, memiliki banyak panorama indah, memiliki hamparan air laut bening dan bersih, tepi pantai dengan pasir putih sepanjang pesisir. Pemandangan alam pantai yang menakjubkan dan seksi, sehingga seakan Tuhan sedang tersenyum ketika menciftakannya.


Setelah menjelajahi beberapa sudut pulau ini, kita akan menikmati suguhan pemandangan alam pantai yang masih "perawan", belum banyak dipoles untuk kepentingan industri pariwisata, sehingga masih bisa dirasakan nuansa alam yang alami, apa adanya dan masih terasa suasana tradisional.

Sejak munculnya era reformasi di Indonesia, pulau ini kini kini dibagi dalam dua wilayah kabupaten, yaitu Kabupaten Belitung dan Kabupaten Belitung Timur. Penulis mendapat kesempatan menjelajahi sebagian wilayah Kabupaten Belitung yang memiliki Ibukota bernama Tanjung Pandan.

Kabupaten Belitung memiliki beberapa objek wisata andalan seperti Tanjung Pendam, Bukit Berahu, Tanjung Kelayang dan Tanjung Tinggi, Pulau Burung dan Pulau Lengkuas. Kabupaten Belitung juga memiliki beberapa pulau kecil yang berada di tengah laut, memiliki nuansa alam indah dan asri,
Menara Mercusuar di Pulau Lengkuas Belitung
bahkan Pulau Burung di seberang Tannjung Berahu merupakan pulau kecil alami yang tidak ada penghuninya. Diseberang Tanjung Kelayang banyak lagi gugusan pulau-pulau kecil yang menarik untuk dijelajahi, salah satu diantaranya Pulau Lengkuas, merupakan tempat berdiri sebuah menara mercusuar, memiliki hamparan pasir putuh yang luas dengan air laut yang biru bersih sehingga sangat layak sebagai tempat untuk memuaskan hobby berenang. 

Menara Mercuarsuar yang telah ada sejak jaman penjajahan Belanda ini memiliki 18 tingkat, setiap tingkat memiliki jendela yang dapat dipergunakan memandang panorama pantai yang sebagian diantaranya banyak terdapat gugusan, bahkan tumpukan batu diantara hamparan air laut. Untuk menuju puncak menara kita mesti menaiki beberapa deretan tangga, semakin ke puncak semakin luas nampak pemandangan alam. 

Untuk bisa menuju puncak tertinggi menara ini dibutuhkan energi yang prima karena sangat banyak menguras energi ketika meniti tangga demi tangga, namun rasa capek itu akan terasa sirnah ketika berada di puncak menara bisa melihat pemandangan yang sangat eksotik, hamparan laut luas yang diantaranya nampak beberapa gugusan pulau-pulau kecil, hamparan bebatuan yang seakan sengaja diatur oleh seorang ahli landskap untuk memperindah panorama alam di sekitarnya.

Ketika turun dari puncak menara, apabila masih terasa letih, ditepi pantai banyak pedagang kecil yang menjajakan air kelapa muda untuk diminum sebagai pelepas dahaga sambil menikmati hamparan pasir putih sepanjang pantai.
Di pulau Belitung, di sepanjang pantai banyak tumbuh pohon kelapa sehingga tidak sulit memperoleh air kelapa muda untuk di konsumsi, umumnya setiap daerah tujuan wisata ada pedagang yang menyajikan air kelapa muda, sehingga sepanjang perjalanan wisata di daerah ini kita bisa minum air kelapa muda dengan puas.

Sekilas catatan kecil tentang potensi dan kekayaan alam wisata kepulauan Belitung ini menjadi kenangan tidak terlupakan bagi penulis, kiranya bermanfaat juga sebagai sebuah referensi bagi siapa saja yang ingin mencari lokasi wisata baru yang memiliki keindahan menakjubkan. Bahkan banyak orang yang mengatakan bahwa panorama alam dan pantai Belitung tidak jauh kalah jika dibandingkan dengan daerah tujuan wisata terkenal lainnya seperti Bali dan Lombok. Tetapi masih banyak orang yang belum tau tentang potensi alam wisata Belitung ini. Penulis sendiri ketika pertama sekali berkunjung ke pulau ini, dalam benak penulis yang tersirat adalah sebuah pulau tambang yang tidak menarik, persepsi ini semakin kuat muncul dalam alam pemikiran penulis ketika berada diatas pesawat sesaat sebelum tinggal landas di Bandara, sekilas lagi jendela pesawat tampak hamparan pulau ini yang dibeberapa sudut terlihat jelas oleh mata hamparan tanah bekas galian tambang timah bagaikan kubangan-kubangan kecil di sebagian besar tanah yang luas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar