Senin, 28 Mei 2012

MEMAHAMI MANUSIA SUKSES SECARA HOLISTIK


                Adalah merupakan hal yang layak dan pantas jika kita menginginkan terjadi suatu proses perubahan dan perbaikan dalam taraf kehidupan kita, misalnya memperoleh taraf kehidupan yang lebih mapan dan berkecukupan secara material. Setiap orang memiliki keinginan itu dan secara psikologi hal itu juga dianggap sebagai sebuah kebutuhan yang wajar.
                Bahkan kebutuhan dan keinginan ini dianggap sebagai stimulus atau motif yang mendorong seseorang untuk berprestasi dan termotivasi melakukan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh dan penuh semangat untuk meraih keinginan atau harapannya.
                Oleh karena itu setiap orang seharusnya menetapkan target atau sasaran yang jelas dalam hidupnya sebagai sasaran yang hendak diraih dan menjadikan itu sebagai puncak pencapaian yang harus direalisasikan. Orang yang bekerja tanpa sasaran dan tujuan yang tidak jelas sama halnya seperti sebuah kapal yang berlayar di lautan luas tanpa berpedoman pada peta dan kompas.
                Sebagai seorang karyawan di sebuah perusahaan maupun menjadi seorang pengusaha (entrepreneur) seharusnya memiliki perencanaan yang matang dalam menetapkan sebuah target atau sasaran (goal) yang hendak dicapai, apakah itu target jangka pendek, menengah dan panjang.  Secara literature ataupun dapat dilihat secara kasat mata, bahwa orang sukses di dunia ini pada umumnya orang yang bekerja serius, giat dan tidak gampang menyerah serta orang yang memiliki cita-cita atau keinginan yang tinggi.
                Target (goal) yang ditetapkan itu harus realistik dan memiliki kemungkinan untuk dicapai, apabila tujuan telah jelas maka kemudian dibutuhkan kemauan untuk mencapai tujuan tersebut, keinginan untuk mencapai tujuan itu sering disebut dengan achievement drive atau keinginan untuk berprestasi, yang membedakan orang yang sukses dan pecundang dominan ditentukan dan dipengaruhi oleh tingkat achievement drive seseorang, faktor utama yang membentuk achievement drive ini adalah Mindset (kerangka berpikir) seseorang.
                Demikianlah besarnya fungsi mindset mempengaruhi keberhasilan seseorang untuk mencapai tujuan, cita-cita maupun target yang telah ditetapkan, sehingga ada ungkapan yang mengatakan : “ Hati-hatilah dengan pemikiran anda karena pemikiran itu akan mempengaruhi ucapan dan tindakan anda, pelajarilah tindakan anda karena tindakan itu akan menjadi kebiasaan atau Character anda, rubahlah karakter anda maka hal itu akan menentukan nasib anda”. Dari ungkapan diatas tergambar dengan gamblang bagaimana besarnya pengaruh kerangka berpikir dalam menentukan keberhasilan seseorang dalam hidupnya. Apabila dianalogikan dengan beberapa sikap orang dalam mendaki gunung, maka orang yang memiliki keinginan besar untuk sukses dalam hidup adalah orang yang memiliki keinginan kuat untuk melakukan pendakian terhadap sebuah puncak gunung yang sangat tinggi (Climber), seorang Climber memiliki sikap seperti seorang pendaki gunung yang siap melakukan pendakian walau hal itu disadarinya sangat melelahkan, siap menghadapi dan mengatasi rintangan, bahkan mampu memahami resiko besar atas tindakannya yang boleh saja merenggut nyawanya, namun semua dihadapinya  karena sadar bahwa semua yang dilakoninya akan memperoleh kenikmatan atau kepuasan yang tidak dapat dirasakan oleh orang lain jika telah berada di puncak gunung tertinggi tersebut.
                Selain orang yang memiliki sikap Climber, ada lagi sikap orang yang disebut Quitter yaitu orang yang mendengar kata-kata mendaki gunung sudah terlebih dahulu berpikir bahwa mendaki gunung itu bukan pilihan dan keinginannya, banyak alasan didalam dirinya untuk membenarkan sikapnya tersebut, misalnya berpendapat bahwa mendaki gunung itu pekerjaan yang sangat meletihkan, beresiko dan penuh bahaya dan banyak lagi alasan lainnya, jika dikaitkan dengan proses mencapai atau meraih sebuah cita-cita atau target maka orang yang dikategorikan Quitter ini adalah seorang pecundang atau orang yang hidupnya biasa-biasa saja bahkan berada dalam posisi yang memprihatinkan alias berada dibawah garis rata-rata secara finansial dan strata sosial.
                Diantara sikap Climber dan Quitter ada lagi sikap Camper, Camper berasal dari kata dasar Camp yang terjemahan terjun bebasnya adalah tempat beristirahat atau berkemah, ya type Camper adalah orang yang merasa nyaman menikmati tempatnya beristirahat atau ber-kemah, ciri-ciri khas sikap orang seperti ini sebenarnya lebih baik sedikit jika dibandingkan dengan Quitter karena Camper sebenarnya memiliki keinginan dan kemauan untuk meraih keinginannya, tetapi setelah melakukan pendakian ketika sampai di tengah perjalanan memilih untuk tidak melanjutkan pendakiannya alias berhenti setengah jalan dan memilih untuk beristirahat atau masuk ke dalam tenda Camping yang didirikannya. Dalam kehidupan sehari-sehari Camper ini dalam aktivitas atau pekerjaan memilih untuk mencari aman saja, biarlah posisi atau jabatannya tetap dalam kondisi biasa-biasa saja yang penting tidak membutuhkan kerja keras, terhindar dari resiko besar dan tidak membutuhkan  pengorbanan besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar