Rabu, 30 Mei 2012

MEMAHAMI PERBEDAAN ANTARA WANITA DAN PRIA (4) :Sejauh mana pengaruh fisiologi otak menentukan perbedaan sikap dan tidakan pria atau wanita


Karena begitu seringnya muncul perbedaan pendapat dan perselisihan antara seorang pria dan wanita maka banyak langkah atau cara yang dilakukan untuk mencari apa sesungguhnya akar utama penyebab perbedaan tersebut. Ada yang melakukan pencarian jawaban melalui pendekatan ilmu sosial budaya, ilmu psikologi, ilmu ekonomi,  ilmu religi, bahkan mempergunakan ilmu perdukunan, pokonya segala ilmu laku untuk dipergunakan karena memang sampai hari ini belum ada obat yang paling mujarab dan penuh garansi tentang memahami siapa itu pria dan siapa itu wanita yang memiliki perbedaan tapi saling membutuhkan, teramat sangat bahkan.
Karena dibutuhkannya banyak jenis ilmu untuk membedah keunikan perbedaan dan saling ketergantungan membutuhkan antara pria dan wanita, ada juga muncul usaha untuk memahami perbedaan wanita dengan pria melalui pendekatan pengetahuan terhadap struktur dan fungsi otak manusia, dan sudah pasti berusaha juga membedah otak pria dan wanita secara fisiologi. Hal ini memang menarik dilakukan karena otak manusia memang tidak dapat dilihat secara kasat mata, alias tersembunyi , tetapi memiliki kemampuan, peranan dan fungsi penting terhadap kehidupan manusia termasuk pria dan wanita. Kalau tidak percaya coba anda bayangkan apa jadinya seandainya tidak ada otak manusia ?  
Otak manusia itu ternyata memiliki fungsi penting karena otak manusia pada intinya berfungsi sebagai pusat pengendali seluruh aktivitas tubuh dan fungsi tubuh manusia, sehingga otak memiliki peranan sentral dan  sangat penting didalam tubuh manusia terutama untuk mengendalikan pikiran, ucapan dan tindakan seseorang, oleh  karena itu ketika kita marah kepada seseorang jangan sekali-sekali mengucapkan kata-kata “ Tidak Punya Otak !!! “, karena dengan mengucapkan kata itu berarti kita tidak menyadari betapa pentingya fungsi otak bagi manusia.
Menurut para ahli  otak manusia terdiri dari :
    1.  Cerebrum (Otak Besar)
    2. Cerebellum (Otak Kecil)
    3. Brainstem (Batang Otak)
    4. Limbic System (Sistem Limbik)
Cerebrum  merupakan bagian terbesar  otak manusia dan disebut juga sebagai otak depan (Cerebral CortexForebrain ), Cerebrum inilah yang menjadikan  manusia memiliki kemampuan berpikir, logika,  menganalisa, bahasa, kesadaran, perencanaan, memori dan kemampuan visual.
Cerebrum terbagi empat  yaitu Lobus Frontal, Lobus Parietal, Lobus Occipital dan Lobus Temporal, dan otak besar ini juga bisa dibagi menjadi dua belahan, yaitu belahan otak kanan dan belahan otak kiri, fungsi otak kanan dan otak kiri tersebut adalah :

OTAK KIRI
OTAK KANAN
Pusat Intelligence Quotient (IQ).
Emotional Quotient (EQ).
Logika
Komunikasi, sosialisasi, interaksi serta pengedalian emosi
Rasio
Sosialisasi
Membaca
Interaksi
Menulis
Pengendalian emosi
Terstruktur
Kemampuan intuitif
Analitis dan  Matematis
Kemampuan merasakan
Sistematis
Kreatifitas
Linear
Berpikir lateral,

Idealnya, otak kiri dan otak kanan haruslah seimbang, apabila semua berfungsi secara optimal dan terjadi keseimbangan antara otak kanan dan otak kiri maka orang tersebut akan menjadi orang pintar dan sekaligus pintar bersosialisasi, sehingga dapat dikatakan seseorang itu hidup holistik atau sempurna. Namun pada kenyataannya dalam kehidupan sehari-sehari yang terjadi adalah hal yang sebaliknya yaitu kecenderungan seseorang lebih mengandalkan belahan otak tertentu, misalnya ada orang yang lebih mengandalkan otak kanan dan ada orang yang  justru mengandalkan otak kirinya, dalam kehidupan sehari-sehari kita dapat melihat sikap dan tindakan seseorang berdasarkan belahan otak sebelah mana yang dominan mempengaruhi sikap dan tindakan, ciri-cirinya sebagai berikut :

OTAK KANAN
OTAK KIRI
Humoris
Serius
Simple
Rumit
Meyenangkan
Membosankan
Boros
Hemat
Lebih percaya intuisi
Lebih percaya fakta
Lebih memilih perasaan memecahkan masalah
Rapi dan terorganisir
Bermimpi besar
Ilmiah
Spontan
Lebih suka diam

Pembuat aturan

Konservatif

Mudah ditebak
Berdasarkan pembagian belahan otak dan berdasarkan fungsinya tersebut maka ada kecenderungan muncul pemikiran yang membedakan sikap dan tindakan pria dan wanita berdasarkan pengaruh atau dominasi belahan otak tersebut dengan uraian sebagai berikut :
PRIA
WANITA
    Mudah menangkap pokok masalah dan lebih fokus pada solusi.

     Bisa melakukan berbagai macam tugas sekaligus
    Lebih suka melakukan aktivitas yang mekanikal

.    Tidak terlalu tertarik dengan aktivitas mekanik.

       Lebih suka memikirkan apa yang dihadapinya saat ini, daripada apa
yang akan terjadi beberapa saat yang akan datang.

      Memiliki  kemampuan perencanaan bahkan mampu membuad perencanaan jangka panjang

      Berbicara 7.000 kata/hari.

.      Mampu berbicara 20.000 kata/hari.

     Tidak peka akan keadaan emosi, baik dalam diri sendiri maupun orang lain.

     Lebih mampu mengutarakan perasaan
dan memanfaatkan kata-kata untuk menggantikan reaksi emosional dengan perkelahian fisik
Jumlah hormon testosteron lebih banyak  sehingga memiliki kemampuan mengukur ruang, tempat, dan bentuk secara akurat.
     Hormon testosteron pada pria juga membuat mereka punya selera humor tinggi.

Wanita lebih emosional karena titik-titik emosinya tersebar di otak kiri dan kanan.

.     Menceritakan lelucon lebih sedikit dibandingkan pria.


Memperhatikan apa fungsi otak belahan kri dan fungsi otak belahan kanan yang diuraikan diatas menunjukkan bahwa ada perbedaan besar antara fungsi otak kanan dan otak kiri, dan bila kita ingat kembali bagaimana lajimnya sikap dan tindakan seorang pria dan wanita dalam berpikir, berkomunikasi dan bertindak  maka ada kemiripannya dengan  fungsi masing-masing otak tersebut, sehingga ada orang yang mengatakan bahwa seorang pria mempergunakan otak kiri sedangkan wanita mempergunakan otak kanan.  
Munculnya pandangan yang demikian sah-sah saja jika tindakan seseorang itu dilihat dan dikaitkan dengan  fungsi belahan otak sebelah kanan ataupun  fungsi belahan otak sebelah kiri, yang menjadi persoalan dan perlu diperbincangkan adalah adanya pandangan yang mengarah kepemikiran bahwa pria mempergunkan belahan otak sebelah kiri dalam bertindak sudah merupakan harga mati, demikian juga halnya seorang wanita dalam bertindak juga merupakan harga mati, seakan-akan kondisi ini merupakan bawaan lahiriah yang memang sudah ada dari sononya atau bawahan lahir yang sudah melekat dalam diri seseorang.
Jika ada pandangan yang mengemukakan bahwa hal perbedaan itu merupakan harga mati maka wajarlah jika muncul anggapan bahwa seorang pria dan wanita memiliki perbedaan mutlak dalam hal berpikir dan bertindak, kalau itu memang benar maka wajar jugalah jika seorang pria dan seorang wanita, walaupun mereka sudah menjadi pasangan suami istri, akan selalu berbeda dalam segala hal dan akan selalu memiliki kemampuan yang berbeda dalam setiap tindakannya. Perbedaan inilah yang diklaim sebagai sumber malapetaka pertengkaran di dalam rumah tangga.
Secara fisiologis memang otak  kiri dan otak kanan memiliki perbedaan tetapi bukan berarti kedua-duanya berkompetisi dan saling berselisih merebut kekuasaan dan peranan yang lebih unggul dalam mempengaruhi sikap dan tindakan manusia, justru kedua belahan otak itu diharapkan mampu bersinergi dan memiliki keseimbangan untuk menjadikan seorang manusia hidup sempurna berdasarkan keseimbangan kecerdasan inteligensia / rasional (IQ) kecerdasan  emosi (EQ).
Demikian juga halnya jika memang ada kecenderungan pria dan wanita lebih condong mengandalkan belahan otak tertentu bukan berarti hal tersebut menjadi kondisi permanen yang menjadikan pria dan wanita berbeda mutlak secara permanen juga, kedua-dua kecerdasan yang dihasilkan kedua belahn otak tersebut dapat diberdayakan untuk saling melengkapi secara seimbang.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar