Ekonomi Indonesia Kuartal Kedua 2012
- Kinerja pertumbuhan Indonesia tetap kuat dalam
menghadapi pelemahan ekonomi global tetapi, dengan risiko tetap tinggi,
ketahanan ekonomi terhadap goncangan di masa depan dapat lebih diperkuat
dengan terus fokus pada kesiagaan krisis, pada perbaikan iklim investasi,
dan peningkatan kualitas belanja publik
- Ekonomi global telah melemah dan outlook tetap tidak
pasti
- Namun, meskipun adanya tantangan kondisi eksternal,
pertumbuhan ekonomi Indonesia sejauh ini terbukti kuat. Pertumbuhan PDB
pada kuartal kedua tahun 2012 adalah 6,4 persen tahun-ke-tahun, naik
sedikit dari 6,3 persen pada kuartal pertama. Kuatnya permintaan konsumsi
dan investasi memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan.
- Namun, Indonesia mulai merasakan perlemahan lingkungan
global. Ekspor netto merupakan hambatan utama terhadap laju pertumbuhan
pada kuartal kedua dan defisit transaksi neraca berjalan melebar. Nilai
ekspor bulanan juga terus melemah tetapi beberapa tekanan pada neraca
perdagangan mungkin merupakan koreksi diri (self correction) karena
permintaan untuk barang antara dan barang modal yang digunakan sebagai
input untuk produksi ekspor juga turun.
- Ekuitas domestik menguat pada kuartal ketiga dan
Indonesia menarik investasi portofolio yang cukup besar, membantu Bank
Indonesia untuk membangun kembali cadangan devisa. Rupiah sedikit melemah
lebih lanjut terhadap dolar. Hal ini dapat memfasilitasi penyesuaian
berkelanjutan neraca eksternal Indonesia
- Beberapa indikator domestik terakhir memberikan gambaran
beragam, dengan pertumbuhan kredit tetap kuat, tetapi beberapa data
mengarah kepada perlambatan permintaan domestik
- Proyeksi Bank Dunia untuk pertumbuhan PDB Indonesia
pada tahun 2012 adalah 6,1 persen (naik 0,1 poin persentase dari proyeksi
Triwulanan edisi Juli, karena pertumbuhan yang kuat terlihat pada paruh
pertama tahun 2012) dan 6,3 persen pertumbuhan PDB pada 2013.
- Risiko terhadap outlook tetap tinggi akibat
ketidakpastian internasional yang sedang berlangsung, termasuk tingkat dan
dampak dari perlambatan ekonomi China, resesi yang sedang berlangsung di
Kawasan Eropa, dan tantangan fiskal Amerika Serikat. Jika resiko-resiko
ini meningkat, tingkat pertumbuhan Indonesia bisa menjadi jauh lebih
lambat
- Mengingat risiko yang tetap ada dan peningkatan
ketidakpastian global, Indonesia dan negara berkembang lainnya perlu
mempersiapkan kemungkinan perlemahan ekonomi yang lebih lanjut dan kondisi
pasar keuangan yang rapuh. Indonesia harus terus membangun kemajuan sudah
dicapai dalam membuat ekonomi lebih tahan terhadap guncangan, dan
mengangkat laju pertumbuhan berkelanjutan. Meningkatkan kualitas belanja
menjadi sangat penting, dengan subsidi energi masih cukup besar terhadap
pengeluaran pemerintah. Dalam situasi yang penuh ketidakpastian global dan
sentimen investor yang rapuh, mempertahankan kerangka kebijakan reformasi
yang konsisten juga akan menjadi penting, terutama dalam menghadapi pemilu
2014 yang sudah mendekati.
- Sumber : WORLD BANK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar