Selasa, 20 November 2012

PYGMALION LEGENDA YUNANI CERMIN POSITIVE THINKING


Dalam interaksi kehidupan sehari-hari, tidak jarang kita bertemu dengan orang yang cenderung selalu berpikir negatif (negative thinking). Tipe orang yang berpikir negatif selalu melihat sesuatu dari sisi yang dianggap tidak akan menguntungkan pada dirinya sendiri, atau menilai sesuatu tidak baik karena dianggap mengganggu rasa nyaman (zona nyaman) terhadap diri sendiri. Salah satu contoh, ketika ada yang menawarkan peluang bisnis kepada seseorang, maka tanggapan yang diberikan orang tersebut akan bernada tidak yakin, dan lebih banyak memberi penilaian tentang dampak merugikan bisnis tersebut.
Dalam memotivasi anggota sebuah organisasi atau karyawan perusahaan, orang yang bertipelogi berpikir negative ini cenderung bersikap selalu memberi banyak alasan atau selalu mengkritisi apa yang diberikan atau diintruksikan kepadanya. Pandangan negative tersebut dilakukan sebagai bentuk menjaga pertahanan diri dan sebagai salah satu cara menunjukkan sikap yang tidak berkenan menerima sesuatu yang dianggap akan mengganggu rasa nyamannya.
Orang yang berpikir negatif ini pada umumnya sulit untuk diajak untuk melakukan perubahan dalam sebuah organisasi, karena dia telah merasa nyaman dengan apa yang telah dicapai dan dimiliki, sehingga tidak memiliki motivasi kuat untuk meraih tujuan yang lebih tinggi, maka wajar jika orang seperti ini umumnya menjadi orang biasa-biasa saja dalam kehidupannya, bahkan sering menjadi seorang pecundang.
Sikap tidak mau menerima tantangan baru dan merasa nyaman dengan tindakannya tidak dapat dipisahkan dengan kerangka berpikir (mindset) yang dimiliki oleh seseorang, yaitu suatu cara berpikir yang menganggap apa yang telah diyakininya (Belief) telah menjadi sebuah kebenaran mutlak yang tidak dapat diganggu-gugat. Oleh karena itu untuk merubah sikap dan tindakannya maka dibutuhkan kemauan untuk menggeser keyakinan yang dianutnya.
Padahal, bukan merupakan wacana yang asing bagi kita bahwa salah satu kunci keberhasilan dalam hidup ini, terutama untuk meraih sukses dalam pekerjaan dan karir, dibutuhkan kemauan untuk berpikir positif. Namun tidak jarang kata-kata “sikap berpikir positif” tidak segampang mengucapkannya untuk melakukannya. Banyak orang tau bahwa berpikir positif sangat penting sebagai bekal sukses dalam hidup tetapi terasa sulit untuk melakukannya. Persoalan ini sudah berlangsung sejak lama dalam kehidupan manusia, bahkan usianya sepanjang sejarah hidup manusia itu sendiri, sehingga sejak zaman Yunani Kuno hal ini sudah menjadi bahan permenungan, sebagaimana tersirat dalam mitologi Yunani Kuno yang diberi nama “PYGMALION”.  
Pygmalion seorang pemuda berbakat seni dan sangat piawai memahat patung berasal dari Siprus, hasil karya ukir tangannya memahat sangat bagus. Selain cakap dalam mengukir patung Pygmalion sangat terkenal dan sangat disenangi oleh teman-temannya karena Pygmalion dikenal memiliki sikap selalu “Berpikir Positif”, dan memandang segala sesuatu dengan sudut pandang yang baik
Apabila ada lapangan di tengah kota becek, orang-orang mengomel dan menkritik, maka Pygmalion justru melihatnya dari sisi lain, dengan berkata “Untung lapangan yang lain tidak sebecek ini”.  Ketika ada pembeli patung yang ngotot menawar harga, ketika kawan-kawan Pygmalion berkata “Kikir betul orang itu”, maka Pygmalion justru berkata, “Mungkin orang itu perlu uang untuk urusan lain yang lebih penting”.  Ketika anak-anak mencuri apel dikebunnya, Pygmalion tidak mengumpat, Ia malah merasa iba dan berujar “Kasihan anak-anak itu kurang mendapat pendidikan dan makanan yang cukup di rumahnya”.
Pygmalion dalam melihat dan memaknai sesuatu tidak melihat sisi negatif atau sisi buruk, melainkan melihat dari sisi baik. Ia tidak pernah berpikir buruk tentang orang lain, sebaliknya ia selalu mencoba membayangkan hal-hal baik dibalik perbuatan buruk orang lain.
Pada suatu hari Pygmalion mengukir sebuah patung wanita dari kayu yang sangat halus. Patung itu berukuran manusia sungguhan, patung tersebut diberi nama GALATEIA. Ketika sudah rampung, patung itu tampak seperti manusia betul. Wajah patung itu tersenyum manis menawan, tubuhnya elok menarik. Kawan-kawan Pygmalion berkata  “Ah, sebagus- bagusnya patung, itu cuma patung, bukan isterimu”.  Walau mendapat tanggapan negatif dari teman-temannya tetapi Pygmalion tetap memperlakukan patung itu bagaikan manusia betul. Berkali-kali patung itu ditatapnya dan dielusnya.
Para dewa yang ada di Gunung Olympus memperhatikan dan menghargai sikap Pygmalion, lalu mereka memutuskan untuk memberi anugerah kepada Pygmalion, yaitu mengubah patung itu menjadi manusia betul. Akhirnya Pygmalion hidup berbahagia dengan isterinya itu yang konon adalah wanita tercantik di seluruh negeri Yunani.
Nama Pygmalion dikenang hingga kini untuk mengambarkan dampak pola berpikir yang positif. Kalau kita berpikir positif tentang suatu keadaan atau seseorang, seringkali hasilnya betul-betul menjadi positif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar