Jumat, 25 Mei 2012

ANTARA SENYUM DAN TANGIS DI DANAU TOBA


O, Tao toba
Angka dolok na timbo
Do manghaliangi ho.
O, tao toba na uli
Ro di halak na dao,
Tong manghasiholi ho.
O, tao toba na uli.

O, tao toba
Raja ni sudena tao,
Tao na sumurung
Na lumobi ulimi.
Umbaen masihol, saluhut ni
Nasa bangso, mamereng ho.
O, Tao Toba na uli.
(Danau Toba yang cemerlang,
Gunung-gunung tinggi mengelilingimu,
Keindahanmu melebihi segalanya,
Setia orang selalu ingin melihatmu,
Semua merindukanmu.
Danau Toba Raja segala danau
Danau yang sangat indah tiada tanding, Membuat setiap bangsa senantiasa merindukan keindahanmu)

Kata Umbaen masihol  atau selalu membuat rindu, dalam syair lagu ciftaan Nahum Situmorang diatas sampai hari ini masih layak di sematkan kepada Danau Toba, walau pernah lama bermukim di tepian danau toba dan setelah mandah ke kota lain meninggalkan danau toba berpuluh-puluh tahun kerinduan untuk menikmati keindahan danau yang membiru luas membentang ini terasa sulit untuk pupus. Berulang- ulang kali melakukan kunjungan setelah tidak bertempat tinggal di sisi pantai danau ini ternyata tidak juga membuad langkah kaki enggan untuk kembali mengunjunginya.
Suatu ketika sahabat saya yang pernah lama bermukin di Amerika dan tela melakukan beberapa kali traveling mengunjungi beberapa danau yang ada belahan jagar raya ini, dengan bangga mengutarakan bahwa tidak ada danau yang bisa mengalahkan keindahahan danau toba. Senyumku melebar mendengar pengakuan dan pujian itu karena mengingatkanku ketika masih kanak-kanak pernah bermukim di sebuah desa di tepian danau toba.
Puluhan tahun bermukim disana sudah merupakan lebih dari cukup bagiku untuk merasakan bagaimana sebenarnya keindahan danau ini, sampai hari ini di alam memoriku tersimpan dengan utuh segala kenikmatan yang pernah kuperoleh disana, danau yang jernih membiru memiliki hamparan pasir putih membentang sepanjang pantai, airnya menyegarkan sebagai tempat pelampiasan rasa ingin berenang dan yang tidak kalah pentingnya air danau itu adalah sumber mata air kehidupan, baik untuk mempergunakan airnya sebagai sumber air minum maupun untuk mencari ikan ditengah hamparan danau.

Danau Toba Sumber Mata Air Kehidupan
            Sejak dahulu kala telah banyak masyarakat yang bermukim disekitar pantai danau toba menggantungkan sumber kehidupannya dari danau toba, terutama para nelayan yang menggeluti pekerjaan sebagai pencari ikan di sekeliling danau, pekerjaan itu merupakan sebuah pekerjaan mulia dan identik dengan kemampuan untuk bersahabat dengan alam, karena sepandai-pandainya seseorang mencari ikan di danau toba maka factor situasi dan kondisi alam akan tetap dominan menentukan keberhasilan atau kegagalan dalam memperoleh hasil tangkapan ikan, sehingga dibutuhkan kemampuan khusus untuk mengerti dan bersahabat dengan alam, itulah salah satu seni hidup yang mengantarkan seseorang mengagumi isi alam dan hidup lebih religius karena alam membeli pelajaran bahwa manusia tidak ubahnya hanya seperti sebuah titik diantara seluruh isi alam.  
           
             Alam yang indah dengan danau yang dikelilingi hamparam bebukitan menghijau menjadi sumber inspirasi untuk mensyukuri kehidupan dengan senyuman, ya senyuman karena memiliki rasa syukur atas karunia Maha Pencifta yang berkenan memberikan alam danau toba yang indah, namun beberapa tahun terakhir senyuman-senyuman yang diperoleh dari alam dan panorama danau toba menjadi sumber perdebatan dan menimbulkan perbedaan pendapat yang boleh jadi mengarah ke pertentangan cara berpikir.
            Ada beberapa pihak yang mengutarakan bahwa pencemaran air danau toba sudah berada diambang kritis, apabila tidak diatasi maka dikuatirkan akan menimbulkan sumber penyakit manusia umat manusia, merusak lingkungan kehidupan  dan  termasuk akan menjadikan ikan didanau toba terkena penyakit yang mengkuatirkan, sepert yang terjadi pada tahun 2004 dengan munculnya  virus koi herpes.Pencemaran Danau Toba diduga terjadi karena  meningkatnya kadar Nitrogen (NH-N3) yang banyak terdapat dalam pakan ikan yang  ditaburkan ke keramba ikan disekitar danau toba.
Menjamurnya keramba jaring apung dituding sebagai penyebab terbesar pencemaran air Danau Toba. Berton-ton pakan ikan setiap hari disebar ke keramba ikan.  Diperkirakan ada sekitar 5600 unit keramba jaring apung milik masyarakat yang tersebar di 51 lokasi di pinggiran Danau Toba. 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar