Selasa, 21 Agustus 2012

Joko Widodo & Dahlan Iskan Calon Presiden Serta Nasib Mobil Mereka


Kedua nama ini , Joko Widodo dan Dahlan Iskan, tiba-tiba memiliki popularitas yang sangat tinggi dipertengahan tahun 2012 ini, kedua orang ini berhasil menjadi pusat pembicaraan karena sama-sama memiliki gaya kepemimpinan yang dianggap berbeda dengan gaya kepemimpinan pejabat publik umumnya yang selama ini terlihat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara selama ini. Keduanya dianggap memiliki karakteristik kepemimpinan yang  populis dan populer sehingga mampu menyita perhatian dan menarik bagi publik.
Dahlan Iskan setelah mendapat kesempatan menjadi direktur utama PLN pamornya melejit karena gaya kepemimpinan dan penampilan pribadinya yang dianggap unik, dan keunikan tersebut terus berlanjut ketika Dahlan Iskan diberikan kesempatan sebagai Menteri BUMN. Salah satu gaya kepemimpian Dahlan Iskan yang dianggap mampu meretas kemapanan gaya kepemimpinan para elit penguasa selama adalah mempergunakan sepatu kets dan turun langsung ke jalan tol mengatasi kemacetan.
Sedangkan Joko Widodo yang lebih sering dipanggil dengan nama Jokowi memiliki banyak gaya kepemimpinan yang dianggap berbeda dari yang lain karena telah menjadi Walikota dua periode, salah satu kelebihan Jokowi yang membuad pribadinya sangat disenangi masyarakat Solo adalah kebiasaannya Turba (Turun Kebawah) menemui masyarakat Solo untuk mendengar dan menampung aspirasi masyarakat, dan beberapa kebijakan Jokowi yang dianggap sangat berkesan oleh masyarakat Solo adalah kemampuannya menertibkan pedagang kaki lima tanpa menimbulkan penentangan berarti dari pedagang dan kebulatan tekadnya menolak kehadiran pembangunan Mall atau Pasar Modern.
Gaya kepemimpinan yang dianggap sangat merakyat dan penuh empathy ini merupakan salah satu bentuk kerinduan yang telah lama bersemayam didalam hati terdalam masyarakat Indonesia umumnya, sehingga keikutsertaan Joko Widodo sebagai salah seorang calon Gubernur DKI Jakarta pada Pilkada Juli 2012 memberi sebauah bukti bahwa masyarakat sebenarnya sungguh-sungguh merindukan pemimpin yang mengerti keinginan rakyat, keinginan itu tergambar dari pilihan yang diberikan masyarakat Jakarta terhadap pasangan Jokowi-Ahok yang jumlahnya sangat signifikan sehingga mengantar pasangan ini menjadi pemenang dalam putaran pertama pemilihan Gubernur DKI Jakarta.
Kisah sukses Pasangan Jokowi di Pilkada Jakarta menjadi sumber inspirasi bagi beberapa elit politik sehingga memprediksi bahwa Joko Widodo memiliki peluang menjadi bakal calon Presiden Indonesia pada Pilpres tahun 2014, memang keinginan tersebut ada yang menganggap sebagai sebuah tindakan premature dan terlalu dini untuk dimunculkan, namun dipihak lain ada juga yang terinspirasi dari keberhasilan Jokowi ini sehingga memiliki niat untuk mengajukan Dahlan Iskan sebagai salah seorang calon potensial bakal calon Presiden yang akan datang.
Setuju tidak setuju atas pencalonan kedua tokoh ini sebagai bakal calon presiden Indonesia dimasa yang akan datang, ada satu pesan penting yang dapat dipetik dari kemunculan kedua orang ini sebagai bakal calon presiden, yaitu kerinduan akan munculnya pemimpin yang dianggap mampu memberikan suasana baru dan meretas kemapanan gaya kepemimpinan selama ini yang dianggap cenderung hanya mementingkan pencitraan dan mengutamakan kepentingan pribadi dan kelompoknya.
Dan kemenangan Joko Widodo dalam putaran pertama pemilihan Gubernur Jakarta yang baru saja dilakukan dianggap merupakan salah satu indicator yang menggambarkan bahwa masyarakat pada intinya menginginkan munculnya seorang pemimpin yang sederhana, jujur dan mampu memahami perasaan rakyat, dan kemenangan Joko Widodo tersebut ternyata mampu memutarbalikkan kemapanan pemikiran yang dimiliki sebagian besar para elit politik dewasa ini yang selalu beranggapan bahwa kekuatan financial dan kekuasaan sebagai modal utama dalam memenangi setiap event pemilihan.
Memang ruang dan waktu masih terbentang luas untuk membuktikan kemungkinan peluang yang terbuka untuk member kesempatan kepada kedua tokoh ini sebagai calon presiden Indonesia dimasa yang akan datang, namun sekali lagi perlu dicatata bahwa gaya kepemimpinan keduanya yang dianggap merakyat ternyata mampu meningkatkan pamor dan penerimaan keduanya dimata masyarakat.
Diantara kedua tokoh ini selain memiliki kemiripan gaya kepemimpinan yang dianggap merakyat, ternyata didalam kepemimpinan sebagai pejabat public ternyata kedua-duanya sama-sama memiliki mobil besutan masing-masing sebagai sebuah produk industry nasional yang perlu diandalkan, Jokowi dengan mobil ESEMKA-nya, sedangkan Dahlan Iskan dengan Mobil Listriknya.
Joko Widodo sampai hari ini ternyata belum mampu memperoleh ijin kelayakan terhadap produk unggulannya sehingga belum bisa diproduksi secara missal, sedangkan Dahlan Iskan masih bingung untuk menentukan merek produk andalannya sehingga merasa perlu konsultasi dengan Presiden SBY dalam menetapkan merek yang tepat. Mobil andalan Joko Widodo telah mampu melakukan Test Drive dari Solo menuju Jakarta beberapa waktu yang lalu, tetapi Dahlan Iskan pada hari Senin ketika melakukan Test Drive terhadap mobil listriknya dengan rute Depok menuju Kantor BPPT di Jakarta ternyata mobil tersebut mogok sebelum berhasil memasuki kantor tersebut.
Nasib kedua mobil besutan kedua tokoh ini semoga bukan menjadi sebuah pertanda nasib pencalonan mereka menjadi Presiden Indonesia mendatang…!!!

www.kompasiana.com/daudginting

17 Juli 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar