Setiap kali muncul peristiwa "Demo" sudah lajim juga mengemuka
perbedaan pandangan terhadap makna demo tersebut, selain ada yang
mendukung, disisi lain ada juga yang memandangnya sebagai tindakan
negatif, (Bagi Cakap Karo i kataken "Kurang Dahin"). Perbedaan itu
sebenarnya hal yang wajar saja karena itulah potret manusia umumnya,
memiliki bermacam-macam pendapat karena masing-masing melihatnya dari
sudut pandang yang berbeda. Sehingga hasilnya juga berbeda, tetapi hal
tersebut bukan berarti menjadi peluru tajam untuk dipergunakan memvonnis
seseorang salah atau bodoh maupun "pengecut". Tetapi kita harus
menganggapnya sebagai dinamika tukar pikiran dan cerminan kehidupan
berdemokrasi, bukankah dalam sebuah sistem demokrasi adakalanya kita
harus memilih sikap "Sepakat Untuk Tidak Sepakat"
Dalam
kegiatan Demo di Bumi Turang - Taneh Karo Simalem yang sedang terjadi,
banyak juga muncul pendapat "minor" atau tidak mendukung kegiatan demo
tersebut, dan tidak sepakat untuk sampai "Pemakzulan" atau
"Me-Lengserkan" Bupati. Nada tidak setuju tersebut harus kita lihat
bahwa mereka meresponnya berdasarkan "Kaca Mata Yang Mereka Pergunakan"
atau "Kepentingan Terselubung" yang tengah mereka nikmati.
Tanpa mengurangi rasa hormat terhadap pihak yang tidak mendukung
pelaksanaan demo ini, perlu juga kita tarik beberapa "catatan menarik"
atau "pesan berharga" yang tersirat dalam gencar demo yang dilakukan
masyarakat Karo saat ini. Yaitu Demo tersebut menunjukkan bahwa masih
ada masyarakat Karo yang perduli terhadap dinamika kehidupan politik
Kabupaten Karo dan masih tergerak hati-nya untuk berupaya meluruskan apa
yang dianggap tidak baik. Hal ini sangat penting dipetik karena selama
ini ada berkembang pandangan yang salah terhadap masyarakat Karo yang
menganggap sebagian besar masyarakat Karo kurang peduli terhadap
atmosfir kehidupan politik dan cenderung bertindak dalam bentuk politik
pragmatis.
Munculnya demo kali ini menjadi indikator bahwa
masyarakat Karo peduli terhadap sistem pengelolaan pemerintahan di
Kabupaten Karo dan membuktikan bahwa masyarakat Karo juga "Melek
Politik" serta menyingkarkan anggapan yang mengatakan bahwa masyarakat
Karo "cuek" saja terhadap apapun yang dilakukan pemimpinnya.
Dalam demo hari Senin 2 Desember 2013 nampak beberapa orang tokoh muda
masyarakat Karo memimpin demo tersebut, baik yang selama ini bermukim di
Kabupaten Karo, Medan maupun di luar pulau Sumatera, hal ini memberi
gambaran bahwa "kelas menengah" masyarakat yang memiliki ciri khas
berpendidikan (educated), mapan secara ekonomi, kritis dan rasional.
Kelompok ini sangat potensial dan memiliki modal dasar sebagai calon
pemimpin masa depan, sehingga demo yang dilakukan tersebut dapat
dikatakan memiliki bobot atau kualitas yang mumpuni. Sehingga Demo
tersebut tidak layak kita sebut sebagai tindakan "Kurang Dahin".
Bahkan dengan kehadiran mereka yang relatif memiliki kualitas tersebut
menjadi cerminan bahwa masih banyak generasi muda masyarakat Karo yang
memiliki kualitas yang layak dipertimbangkan sebagai bakal calon
pemimpin dimasa yang akan datang, artinya kepada masyarakat Karo tengah
disuguhkan banyak pigur yang pantas dipertimbangkan untuk dimajukan dan
dipilih sebagai calon pemimpin Kabupaten Karo masa yang akan datang.
Oleh karena itu terabaikanlah kekuatiran selama ini yang menyatakan
seakan-akan masyarakat Karo kekurangan pigur calon pemimpin yang
memiliki kualitas yang bisa diandalkan.
Wacana ini sangat
menarik dikemukana karena selama ini banyak masyarakat yang apatis
terhadap pigur-pigur calon pemimpin Karo, baik itu untuk menjadi Bupati
maupun calon anggota DPRD. Tidak jarang kita mendengar ucapan masyarakat
yang mengatakan " Seri nge kerina e, ise pe sipilih, adi enggo terpilih
lanai bo ingat na kita". Karena masyarakat memiliki asumsi seperti ini
maka mereka juga terjerumus ke dalam tindakan politik pragmatis,
misalnya menerima uang untuk memilih seseorang (money politics).
Selaras dengan itu, untuk para generasi muda Karo, khususnya yang
memiliki niat untuk maju menjadi bakal calon Bupati yang akan datang,
dan bagi calon anggota legeslatif (DPR / DPRD), semestinya memberanikan
diri untuk tampil kepermukaan sejak dini, terutama maju kedepan
menunjukkan kemampuan dan kepeduliannya terhadap dinamika politik dan
penderitaan rakyat yang sedang terjadi. Supaya masyarakat juga tau
persis siapa sebenarnya pigur yang memiliki kualitas dan kemampua. Jika
ingin menjadi calon pemimpin Kabupaten Karo yang akan datang alangkah
baiknya jika tidak menjadi calon "Dadakan" yang tidak sempat dikenal
masyarakat dengan baik "Bibit, Bobot dan Bebet)-nya. Coba disingkirkan
sikap "Mehangke" dalam arti takut dicap "tual" atau sok maju.
Demikian juga sebaliknya, dari pelaksanaan demo yang sedang berlangsung,
secara kasat mata nampak dengan jelas siapa sebenarnya Para Birokrat
dan anggota DPRD yang benar-benar memiliki kepedulian terhadap
masyarakat Karo dan siapa oknum yang hanya mengutamakan kepentingan
pribadi dan kelompoknya. Tanpa disadari Demo kali ini mempertontonkan
dan memberi pemahaman bagi rakyat Karo siapa sebenarnya para anggota
DPRD maupun kaum birokrat tersebut. Dan yang terpenting memberikan
pembelajaran bagi masyarakat untuk kemudian hari agar lebih selektif,
rasional dan kritis dalam menentukan pigur yang akan dipilih.
Suka tidak suka, demo yang tengah berlangsung saat ini di Kabupaten Karo
tidak dapat dipandang dengan sebelah mata, tetapi harus dijadikan
sebagai proses pembelajaran bagi semua masyarakat Karo maupun untuk
semua pemangkukepentingan (stake holder).
Demo kali ini memberi
pelajaran bagi semua pihak agar lebih telaten menentukan pilihan
terhadap calon Bupati dan DPRD dimasa yang akan datang, serta menjauhkan
diri dari tindakan memilih hanya karena faktor kepentingan sesaat atau
kenikmatan sesaat karena ternyata menimbulkan efek menyakitkan dalam
kurun waktu jangka panjang.
Demikian juga terhadap Calon Bupati
dan Anggota DPRD, jika terpilih dan telah menduduki kursi empuknya
diminta untuk tidak bertindak melakukan hal yang merugikan masyarakat
dan tidak memperdulikan kepentingan masyarakat karena sewaktu-waktu bisa
saja menjadi korban demo atau pemakzulan yang dilakukan oleh
masyarakat.
Artinya Demo yang dilakukan masyarakat terhadap
Bupati Karo saat ini merupakan cermin yang menunjukkan sikap masyarakat
Karo itu sendiri dan menjadi "lampu merah" atau peringatan kepada siapa
saja elit politik Kabupaten Karo agar tidak bertindak semena-mena
apalagi hanya mementingkan diri sendiri serta mencari keuntungan diatas
penderitaan rakyat Karo.
Untuk masyarakat Karo yang bermukim di
Taneh Karo Simalem, peristiwa yang terjadi saat ini, terutama demo ini,
kiranya menjadi proses pembelajaran bagi semua agar dalam memilih
pemimpin Karo di masa yang akan datang mampu lebih selektif dan tepat
sasaran, serta mengenyampingkan kepentingan kecil demi meraih
kepentingan yang lebih besar. Ternyata tindakan salah pilih yang
dilakukan dalam menentukan pemimpin Kabupaten Karo menimbulkan efek
besar serta melahirkan ketidak nyamanan jangka panjang.
Untuk
"kade-kadenta" yang sedang melakukan demo terhadap kepemimpinan Bupati
Karo saat ini patut kita beri dukungan serta penghargaan karena telah
berupaya dan berjuang untuk melakukan sesuatu yang lebih baik bagi
masyarakat Karo saat ini dan terutama kehidupan masyarakat untuk masa
yang akan datang.
Selamat Berjuang............
Mejuah-juah Man Banta Kerina
Mbuah Page Ni Suan- Merih Manuk Ni Asuh
_________________________________
BORNEO, Akhir Tahun 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar