http://brandanese.blogspot.com |
Sarang manyar berbentuk sangat unik dan rumit sehingga dalam bahasa Inggris disebut "weaver bird". Burung manyar sering juga disebut burung penganyam. Beberapa jenis sarang burung manyar dilengkapi dengan "pintu tipuan" untuk mengelabui pemangsa. Pintu tersebut tampak jelas menganga, sementara pintu yang sebenarnya tersembunyi. Pemangsa yang mencoba masuk pintu tipuan akan menemui jalan buntu, tidak terhubung ke rongga tempat telur atau anak burung berada.
Arsitektur atau konstruksi sarang burung manyar ini sangat estetik, dianyam dari rumput-rumput kering dan ranting, dan memiliki fungsi sangat penting bagi seekor burung manyar jantan, karena sarang burung manyar yang di anyam tersebut akan mempengaruhi daya tarik bagi seekor burung manyar betina. Apabila burung manyar betina tertarik dengan sarang anyaman burung pejantan tersebut maka burung manyar betina tersebut juga akan bersedia dikawini burung manyar pejantan, dan sebaliknya jika seekor burung manyar betina tidak tertarik dengan arsitek atau kontruksi sarang burung manyar pejantan maka burung manyar betina juga secara otomatis tidak akan bersedia dikawini burung manyar pejantan.
Ketika burung manyar jantan tau dan sadar bahwa sarang hasil anyamannya tidak di sukai burung betina maka burung anyar jantan akan melakukan perubahan terhadap bentuk sarangnya (Dekonstruksi). Inspiratif sekali !!! Seekor burung ternyata melakukan suatu perubahan (Change) untuk meraih keinginannya, yaitu melakukan dekontruksi terhadap hasil karyanya.
Kata dekonstruksi diperkenalkan oleh filsuf kelahiran Aljazair, Jacques Derrida. Menurut The Cambridge Dictionary of Philosophy, Kata dekonstruksi didefinisikan sebagai demonstrasi dari ketidakkomplitan atau ketidakkoherenan dari sudut pandang filosofi yang menggunakan prinsip argumen di mana makna dan kegunaannya terlegitimasi oleh sudut pandang itu sendiri.
Secara sederhana kata dekonstruksi didefinisikan sebagai suatu cara untuk menampilkan kembali kontradiksi-kontradiksi tersembunyi di dalam konsep dan keyakinan yang telah melekat dalam diri seseorang. Derrida mengatakan bahwa dekonstruksi bukan suatu analisis dan bukan kritik, bukan suatu metode, bukan aksi maupun operasi, Dekonstruksi adalah suatu peristiwa yang tidak menunggu pertimbangan, kesadaran, atau organisasi dari suatu subjek, atau bahkan modernitas.
Terdapat tiga poin penting dalam dekonstruksi Derrida, yaitu, pertama : perubahan terjadi terus-menerus, dan ini terjadi dengan cara yang berbeda untuk mempertahankan kehidupan; kedua : terjadi dari dalam sistem-sistem yang hidup, termasuk bahasa dan teks, ketiga bukan suatu kata, alat, atau teknik yang digunakan dalam suatu kerja setelah fakta dan tanpa suatu subyek interpretasi. Dalam kamus filsafat dan kamus Bahasa Inggris, seperti dikutip oleh Royle, dekonstruksi didefinisikan sebagai suatu tindakan untuk mengubah konstruksi dari suatu benda, dandekonstruksi didefinisikan sebagai suatu strategi analisis yang bertujuan untuk membuka pengandaian-pengandaian metafisis yang sebelumnya tidak dipertanyakan, serta membuka kontradiksi internal di dalam filsafat maupun teori-teori bahasa.
Royle sendiri mendefinisikan dekonstruksi sebagai sesuatu yang bukan seperti yang dipikirkan orang banyak, pengalaman akan yang tak mungkin, cara berpikir untuk menggoyang apa yang sudah dianggap mapan, apa yang membuat identitas dari sesuatu itu juga sekaligus bukan merupakan identitas, dan masa depan yang masih belum ada itu sendiri.
Tentu saja beragam definisi tersebut pasti membuat orang bingung. Namun Derrida sendiri tidak pernah secara jelas mendefinisikan arti dari konsep dekonstruksi. Ia hanya menerapkannya dan membiarkan pembacanya merumuskan sendiri. Maka dapatlah dikatakan bahwa hakekat dari dekonstruksi itu sifatnya plural. Tidak ada satu definisi utuh yang bisa menjelaskan makna terdalam dari dekonstruksi.
Tanpa mengurangi arti penting defenisi kata dekonstruksi Derrida, secara sederhana dapat disimpulkan bahwa dekonstruksi itu pada intinya adalah mengubah kontruksi bangunan yang tidak fungsional dengan melakukan kontruksi baru lagi.
Berbicara tentang aktualisasi pemikiran filsafat dekontruksi Jacques Derrida ini dalam kehidupan kita dewasa ini sangat relevan karena dalam kehidupan saat ini kita sering terjebak ke dalam situasi berpikir yang cenderung memonopoli kebenaran dan mengklaim bahwa kebenaran yang dianut seseorang merupakan kebenaran satu-satunya yang benar.
Elite penguasa yang memonopoli kebenaran akan bertindak totaliter, demikian juga seseorang atau kelompok yang mengklaim kebenaran yang dianutnya satu-satunya yang benar maka akan melahirkan fundamentalisme. Sikap memonopoli kebenaran ini akhirnya akan mematikan kreativitas, kebekuan peradaban dan kemampuan berpikir akan terpasung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar