Konon menurut berita, ada seorang dokter spesialis jantung
terkemuka meninggal dunia, sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan atas
jasa dan pengabdiannya sebagai seorang dokter spesialis jantung yang bertangan
dingin serta mapan secara finansial, maka keluarga besar dokter ini sepakat memesan
sebuah peti mati yang diukir dengan gambar jantung.
Menjelang dikebumikan, rekan-rekan sesama dokter datang
menjenguk dan memberikan penghormatan terakhir, mengingat jasa dan kebaikan
dokter spesialis jantung ini selama hidupnya para rekan-rekannya sesama dokter
yang datang menjenguk semua bersedih dan sebagian menangis menitik air mata,
kecuali salah seorang diantara para dokter itu yang sejak dari awal
kehadirannya selalu tersenyum dan ketika berada di tepi peti jenazah senyumnya
makin terlihat jelas sehingga salah seorang dokter yang berdiri disebelahnya
bertanya : “ Dok, dari tadi saya perhatikan, dokter kenapa senyum selalu ?
Apakah dokter senang rekan kita ini meninggal dunia ?”
Dengan mimik wajah tidak berubah bahkan menggambarkan rasa
percaya diri yang tinggi, dokter tersebut makin tersenyum dan kemudian berujar
: “ Bukan senang, saya pasti merasa kehilangan, cuman dari tadi ada pertanyaan
dalam hati saya, kalo dokter spesialis jantung meninggal dunia di peti matinya
diukir gambar jantung, nah… saya kan dokter spesialis kulit dan kelamin, jika
saya meninggal dunia gambar apa yang akan diukir di peti mati saya nanti ?”
Beberapa bulan yang lalu, saya dengan rekan saya yang
bertempat tinggal di Surabaya melakukan perjalanan dari Jakarta menuju Kerawang
untuk mengunjungi sebuah pabrik plastik miliknya, di jalan tol beberapa saat
menjelang tiba di kota Kerawang, teman saya sambil mengemudikan mobil kijang
inova miliknya tiba-tiba berujar : “ Lihat tuh Bung, disebelah sana dihamparan
tanah yang luas itu lokasi San Diego Hills, lokasi pekuburan orang kaya, satu
kapling harganya puluhan sampai ratusan juta “.
Saya yang datang dari Sumatera memang belum pernah berkunjung ke San
Diego Hills, tetapi sudah sering mendengar cerita tentang lokasi pemakaman
untuk kalangan orang berduit tersebut.
Ditengah keasikan saya memandang dan mencari-cari letak
lokasi pemakaman itu, seiring berpikir dan ingin menjawab perkataan rekan saya
tadi, tiba-tiba rekan saya itu berujar kembali : “Memang orang kaya ya, sudah
meninggal dunia juga masih ingin memiliki tempat elit dan nyaman !!!”.
Mendengar ucapan yang terlontar dari mulut teman itu akhirnya kami seisi mobil
tertawa lepas seakan tidak punya beban hidup lagi.
Usai tertawa, saya sendiri akhirnya termenung dan berpikir,
rekan saya ini seorang pengusaha, sudah punya pabrik di Surabaya dan di
Kerawang, secara financial sebenarnya sudah mapan. Tetapi ucapannya tadi
membuad saya semakin larut dalam permenungan, kenapa dia bernada mengejek orang
kaya ? sementara dia juga termasuk sudah kaya !!!
Setelah saya pikir-pikir, ternyata itulah perbedaan cara
pandang seseorang tentang memaknai sebuah kematian, terutama perbedaan memaknai
pemakaman jasad orang yang telah meninggal dunia. Dalam kehidupan sehari-hari
kita juga sering menemui orang yang sangat menghormati pemakaman, yaitu membuad
tempat pemakaman yang megah dengan arsitektur menawan, bahkan ada juga membuad
pemakaman dengan bentuk tugu sebagai monumen bahkan ada makamnya lebih indah
dibandingkan dengan rumah tempatnya tinggal semasa hidup.
Dari cerita diatas, tersirat suatu pesan tentang bagaimana
umat manusia menanggapi dan memaknai sebuah kematian. Ada yang memiliki prinsip
bahwa kematian harus dihormati dengan pemberian penghargaan besar dalam bentuk
materi maupun rohani , baik itu penghargaan dalam acara pemakaman ataupun
pemberian penghormatan menjelang dikebumikan. Tetapi ada juga pihak yang
beranggapan bahwa acara dan bentuk pemakaman bukan tujuan utama apalagi dengan acara besar-besaran apalagi
dan membuat tempat dan bentuk pemakaman
yang serba mewah, karena yang penting dalam kematian adalah keselamatan atau
peluang untuk mendapatkan tempat yang layak dan pantas di sorga.
Menurut kaca mata iman dan religi memang yang terpenting
dalam kematian adalah mendapatkan kapling di sorga, bukan kapling di dunia ini,
sehingga dalam memaknai kematian hal terpenting untuk dilakukan adalah
mendoakan orang yang meninggal dunia agar diterima di sorga dan mohon doa
pengampunan atas dosa yang telah diperbuad selama hidupnya. Dan bagi kita yang
masih hidup mengembara di dunia ini, setiap kali mengikuti acara pemakaman
ataupun menjenguk orang yang meninggal dunia sebagai tanda turut berduka cita,
mari kita jadikan momentum tersebut sebagai sarana melakukan permenungan untuk
mencari makna kematian, dan melakukan introspeksi terhadap diri sendiri untuk
mencoba menyadari sejauh mana kita dapat memahami arti kematian itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar