Didalam perjalanan kehidupan ini adakalnya terjadi sesuatu hal yang tidak sesuai dengan harapan dan yang kita rencanakan. Sebagai manusia biasa dan mengandalkan kemampuan rasional kita sering merencanakan sesuatu dengan matang, langkah demi langkah cara mencapai yang ingin diraih disusun sebagai pedoman atau arah pelaksanaan kegiatan pencapaian tujuan (goal), bahkan dilakukan analisa kekuatan, kelemahan, peluang dan tangtangan. Bahkan resiko yang mungkin muncul dan terjadi telah diperhitungkan dengan membuad program antisipatif.
Namun sebagus apapun perencanaan program tersebut peluang munculnya hambatan maupun persoalan yang mengarah kepada kegagalan pencapaian tujuan tetap mempunyai peluang untuk muncul. Munculnya hambatan ataupun kegagalan ini merupakan salah satu persoalan yang sering menjadi faktor penyebab terjadinya sikap frustrasi, demotivasi maupun tindakan menghentikan kegiatan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Apabila muncul sikap yang negatif tersebut maka akan menyebabkan seseorang akan terbelenggu kedalam sistuasi apatis maupun sikap tidak percaya diri, bahkan adakalanya menyalahkan semua yang ada diluar dirinya, misalnya situasi dan kondisi lingkungan eksternal tidak kondusif, ironisnya ada juga yang menerima keadaan seperti itu dengan hati penuh pasrah dan menganggap bahwa itu sudah merupakan nasib yang harus diterima.
Berbicara tentang nasib, banyak orang yang memiliki pandangan yang salah kaprah , dan pemahaman terhadap nasib itu tidak dengan porsi yang sebenarnya, misalnya ada orang yang beranggapan bahwa nasib itu merupakan keadaan yang terjadi karena faktor diluar diri sendiri sehingga tidak bisa digeser atau dirubah oleh orang itu sendiri. Bahkan ada yang menggangap bahwa nasib adalah ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah Maha Pencifta sehingga tidak dapat ditolak oleh umat manusia.
Kamus besar Bahasa Indonesia juga mendefenisikan nasib sebagai sesuatu yang telah ditentukan oleh Tuhan atas diri seseorang, sehingga nasib di samakan dengan takdir. Defenisi ini sebenarnya masih perlu direnungkan secara religius, karena menurut keyakinan kaum beriman nasib itu tidak sama dengan takdir, bahkan diyakini bahwa nasib itu dapat dirubah oleh umat manusia karena nasib itu erat kaitannya dengan keadaan yang ada dalam diri seseorang.
Didalam surat Al Ra'ad ayat 11 tertulis :
"Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah[767]. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia."
Didalam Alkitab, 2 Petrus 2 : 13 tertulis :
.... 13. dan akan mengalami nasib yang buruk sebagai upah kejahatan mereka.
" Nats Alkitab ini pada intinya mengutarakan bahwa nasib itu
merupakan upah dari perbuatan seseorang.
Menurut William Jeanings Bryans : "Nasib bukan suatu kebetulan melainkan pilihan, Bukan sesuatu yang kita tunggu kedatangannya melainkan kita jemput kedatangannya"
Berdasarkan keyakinan itu maka dapat didefisinikan perbedaan antara nasib dan takdir sebagai berikut :
Nasib adalah : suatau keadaan yang dialami manusia sebagai akibat dari sikap atau perbuatan yang sengaja atau tidak, yang dilakukannya sehingga mengalami akibat dari perbuatannya tersebut, dan akaibat itu bisa dirubah, karena nasib itu pilihan
Takdir adalah : suatu ketetapan atau keputusan Tuhan yang tidak dapat dirubah, dibatalkan, dan manusia tidak dapat memilih.
Berkaitan dengan defenisi nasib diatas, dalam manajemen pengembangan sumber daya manusia ada ungkapan yang berbunyi :
"Hati-hatilah dengan pikiran anda karena pikiran anda akan mempengaruhi sikap anda, Perhatikanlah sikap anda karena hal itu akan menentukan perkataan dan tindakan anda, Hati-hatilah dengan tindakan anda karena tindakan anda akan menjadi kebiasaan atau "Character" anda, Perbaikilah "Character" anda sehingga nasib anda juga akan berubah".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar