“Tidak ada yang abadi di dunia ini selain perubahan itu sendiri”, Kalimat ini sampai hari ini masih sering
dikemukakan, namun ada yang yang setuju dan ada juga yang menolak arti kata
mutiara tersebut. Perubahan terjadi tidak dapat dipisahkan dengan pergeseran
kerangka berpikir (Mindset) dan keyakinan (Belief) seseorang. Secara psikologis
belief seseorang itu bukan merupakan “Carved In Stone” atau sebuah sifat bawaan
yang tetap dan sudah ditetapkan sebelumnya. Melalui pendidikan dan asupan
pengetahuan, terutama karena pengaruh perubahan zaman dapat terjadi perubahan
secara fundamental inteligensi manusia, artinya pemikiran dan tindakan
seseorang itu dapat berubah (Changeable Ability) bukan merupakan kemampuan
tetap (Fixed Ability).
Perubahan itu telah banyak terjadi sepanjang catatan sejarah siklus kehidupa
umat manusia, ketika kita berpikir untuk memahami sejarah perkembangan
peradaban umat manusia maka kita tidak bisa melupakan sebuah negeri yang
bernama Yunani, karena negeri para dewa ini merupakan salah satu tempat
lahirnya sumber peradaban tertua di dunia ini, bahkan para pemikir-pemikir
berilian serta para philosof seperti Socrates dan Plato lahir dari sini, dan konon ceritanya system pemerintahan demokrasi
yang diagung-agungkan saat ini berasal dari Yunani.
Karena kejayaan Yunani ini maka banyak sastrawan yang mendapat inspirasi dari
sini, namun seiring dengan perjalanan waktu serta zaman, saat ini Yunani sedang
berada di ruang ICU (Intensive Care Unit)
atau ruang gawat darurat penyembuhan ekonomi karena Negara ini terlilit utang
yang besarnya luar biasa. bahkan saat ini Yunani terancam default atau tidak mampu membayar
utangnya. Apakah ini menjadi akhir sejarah kejayaan Yunani ? Kita biarkan
sejarah sendiri yang mencatatnya sama seperti catatan tentang kejayaan Yunani
di masa lalu.
Dari Yunani kemudian kita juga disuguhkan cerita tentang masa kejayaan Eropa
Barat dan Amerika Utara, dan di episode selanjutnya muncul ceritera bersambung
berjudul “Perang Dingin” antara dua Negara Adi Kuasa, Amerika Serikat dan
almarhum Uni Soviet, namun paska runtuhnya tembok Berlin dan Uni Soviet menjadi
Rusia, Amerika Serikat digadang-gadang sebagai satu-satunya Negara adi kuasa
dan sumber peradaban umat manusia di seluruh penjuru dunia, dan satu-satunya
ideology yang dianggap mapan adalah Kapitalisme sehingga sering
diindoktrinisasi ke seluruh otak umat manusia di semua belahan dunia ini.
Namun jangan kaget, ada berita menarik pada bulan Maret 2010, New York Times
melaporkan bahwa komite pendidikan Negara bagian Texas memutuskan untuk
menghapus istilah "Kapitalisme"
dari semua buku teks yang digunakan di sekolah negeri, dan menggantinya dengan istilah baru dengan kata-kata "Sebuah
sistem berbasis kewirausahaan bebas". Alasan utama untuk melakukan
perubahan itu karena kata “ Kapitalime “
telah memiliki konotasi sanagt negatif.
Runtuhnya Lehman Brothers dan krisis ekonomi akibat kasus suprime
mortagage tahun 2008 menjadi salah satu monument yang menggambarkan
kapitalisme ternyata membuah umat manusia hidup di zaman yang penuh dengan
ancaman dan ketidak pastian, sehingga kapitalisme digugat eksistensinya, bahkan
pada tahun 2011 untuk pertama kalinya AS
kehilangan peringkat kredit sempurna. Sebuah survey yang dilakukan Newsweek menunjukkan bahwa hanya 59% dari penduduk AS mendukung
kapitalisme, turun drastis dengan kondisi tahun 2002 yang 80% mendukung kapitalisme, sehingga
terjadinya demostrasi di Wall Street merupakan wujud gunung es atau hanya
tindakan kecil yang Nampak dipermukaan dari sikap rakyat Amerika yang menggugat
kapitalisme.
Bahkan beberapa ahli mengatakan bahwa krisis saat ini bukan hanya krisis
keuangan atau krisis utang, tetapi merupakan krisis kepercayaan terhadap
kapitalisme sehingga dibutuhkan perubahan paradigma ekonomi, sistem yang
sekarang benar-benar telah kehilangan kepercayaan dari masyarakat dan investor,
sehingga harus diselesaikan dengan cara mengubah system.
Namun memberi vonis bahwa kapitalisme
tengah menghadapi lonceng kematian atau kapitalisme sedang berada di tepi
jurang liang lahat masih memerlukan
pembuktian sejarah, dan memang masih terlalu dini, karena sampai hari ini Amerika Serikat masih
memiliki kekuatan ekonomi yang perlu diperhitungkan, pembelaan terhadap system
kapitalisme ini masih muncul dari dalam negerinya sendiri.
Anatole Kaletsky Editor senior The
Times London dan pengarang buku Capitalism 0.4, The bird of a new economy mengatakan bahwa kapitalisme
tidak berakhir, tapi menemukan bentuk baru menjadi “Kapitalisme 4.0 “. Pada intinya Kapitalisme
gaya baru ini berasumsi bahwa pasar itu kondisinya begitu kompleks sehingga tidak bisa
diselesaikan sendiri oleh swasta, maka pemerintah harus ikut berperan di pasar.
Kapitalisme 4.0 diklaim sebagai titik tengah antara liberalisasi
pasar yang berlebihan dan regulasi yang ketat dari pemerintah, artinya
jika kapitalisme dahulunya sangat mengeleminir campur tangan pemerintah dalam mekanisme pasar, maka dalam Kapitalisme 4.0 justru mengharapkan
campur tangan pemerintah dengan kebijakan regulasi. Jika pada system
kapitalisme gaya lama perusahaan swasta memiliki peranan paling penting dalam
perekonomian suatu Negara maka dalam Kapitalisme 4.0 perusahaan milik Negara
justru diberdayakan kemampuan dan peranannya, sehingga kapitalisme gaya baru
ini dijuluki dengan nama “State Capitalism “ atau kapitalisme
negara.
Capitalism 0.4
Wacana ilmu ekonomi kembali dimeriahkan oleh munculnya istilah baru yang
disebut dengan Kapitalisme 0.4 besutan Anatole Kaletsky, sebutan ini membuad
kita bertanya sejenis arus pemikiran apa gerangan capitalism 0.4 ini ?
Sebenarnya istilah ini didiftakan hanya sebagai ungkapan yang menggambarkan
perkembangan system kapitalisme itu sendiri, Anatoly dalam hal ini mencoba
membagi-bagi sejarah perkembangan kapitalisme berdasarkan beberapa versi dan
menamakan sumbangan pemikirannya sebagai versi ke-empat perkembangan kapitalisme.
Secara kronologis Anatoly Kaletsky membagi perkembangan pemikiran theory
kapitalisme terdiri dari beberapa Versi sebagai berikut :
Kapitalisme Versi
0.1 :
Versi ini merupakan sejarah yang menunjukkan
masa kejayaan “Kapitalisme Laissez Faire” di Eropa Barat dan Amerika Utara
dalam kurun waktu sepanjang tahun 1776 sampai 1920. Di era ini kapitalisme
mendapat penghargaan dan penghormatan sangat mulai serta diagung-agungkan
sebagai rahim ibu yang melairkan masa kebangkitan dan kejayaan perekonomian di
Eropah yang ditandai oleh berkembangnya
perusahaan industry besar serta perdagangan antar Negara, kemajuan
ekonomi ini membuad Negara Eropah memiliki peranan dominan dalam kehidupan
ekonomi dan politik dunia.
Didalam era kejayaan kapitalisme Laissez
Faire ini politik dipisahkan peranannya
dengan ekonomi, diyakini pasar tidah
membutuhkan campur tangan pemerintah. Namun terjadinya depresi ekonomi dunia
pada tahun 1930-an membuat muncul gugatan atas relevansi system ekonomi yang
diterapka ini, pemikiran baru yang pada intinya ingin memperbaharui system
ekonomi yang ada sebelumnya dikategorian Anatoly sebagai Versi 0.2 Kapitalisme.
Kapitalisme Versi 0.2 :
Salah satu perbedaan penting antara
kapitalisme Versi 0.1 dan Versi 0.2, jika pada versi pertama campur tangan
pemerintah terhadap pasar dianggap tidak perlu, maka pada versi 0.2 justru
mengharapkan adanya campur tangan pemerintah untuk mengendalikan dan
menjinakkan pasar yang serig tidak terkendali, pemerintah dengan campur
tangannya diharapkan mampu menjaga stabilitas ekonomi Negara dan pasar.
Terjadinya Stagflasi atau inflasi tinggi dan tingkat
penggangguran yang tinggi pada tahun 1970-an
membuad kapitalisme versi 0.2
digugat sehingga muncul kembali Kapitalisme versi 0.3.
Kapitalisme Versi 0.3
Dalam versi ketiga ini arus pemikiran system perekonomian
sangat dominan dipengaruhi sumbangan pemikiran Ronald Reagan Presiden
Amerika dan Margareth
Thatcher
Perdana Menteri Inggris saat itu yang menafsirkan
kembali bahwa didalam system kapitalisme peranan pemerintah harus dikurangi
bahkan bila penting ditiadakan, era ini dapat disebut zaman perubahan secara
radikal system ekonomi kapitalisme yaitu benar-benar menjadikan mekanisme pasar
sebagai raja yang menentukan segalanya dan berasumsi bahwa pemerintah pada
umumnya selalu tidak efesien dan sering salah dalam membuad tindakan.
Di era ini ilmu ekonomi mengalami zaman
keemasan karena system politik juga diperlakukan sebagai cabang ilmu ekonomi,
sehingga era ini atau kapitalisme versi 0.3 ini sering juga disebut dengan
system “Fundamentalisme Pasar” karena semua dimensi kehidupan baik social,
budaya dan ekonomi diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme pasar tanpa ada
campur tangan pemerintah, tetapi efektifitas system perekonomian
“Fundamentalisme Pasar” ini mendapat gugatan karena terjadinya krisis keuangan
global yang terjadi pada bulan September 2008.
Belajar dari peristiwa ketiga era kehidupan kapitalisme itu, Anatole
Kaletsky berusaha meracik Kapitalisme Versi 0.4.
(bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar