Sekapur Sirih dari kesainta.blogspot.com

Selamat Datang di kesainta.blogspot.com, wahana kerinduan berziarah kedalam relung hati untuk merajut kata demi kata dari keheningan.

Selasa, 05 Juni 2012

SEKILAS TENTANG SOSIALISME


Pembicaraan tentang sosialisme telah muncul sejak zaman budaya kuno, salah satu tokoh zaman Yunani yang membicarakan tentang sosialisme Plato yang mengunkapkan bahwa pemimpin Negara tidak boleh mempunyai milik pribadi dan tidak berkeluarga, harta yang dimiliki adalah hak bersama serta hidup dalam aturan bersama. Aturan ini diterapkan khusus bagi pemimpin.

Gagasan ini sering juga disebut dengan sosialisme purba, klasifikasi ini dilakukan berdasarkan pembagian sosialisme yang diterapkan di Eropa, yaitu berdasarkan kurun waktu sebelum munculnya Karl Marx dan setelah munculnya gagasan Karlx Marx yang dikenal dengan nama  Marxisme.

 

Sebagai sebuah faham, sosialisme mulai berkembang pada akhir abad ke-18 dan 19 M di Eropa, ketika itu tatanan masyarakat feodal mulai runtuh sebagai akibat revolusi industri yang memunculkan kelas penguasa baru di bidang ekonomi, yaitu kaum kapitalis. Sosialisme muncul sebagai reaksi terhadap kapitalisme.
Frans Magnis Suseno dalam sebuah bukunya mengutip Theimer mengatakan sosialisme itu berpandangan  bahwa kekayaan di dunia ini merupakan milik semua, pemilikan bersama lebih baik dari milik pribadi. Dengan pemilikan bersama meniadakan perbedaan antara si miskin dan si kaya, menggantikan usaha mengejar keuntungan pribadi dengan kesejahteraan umum.
Thomas More menguraikan bahwa segala apa yang dimiliki adalah milik bersama, semua orang memiliki pendapatan sama dan semua harus bekerja. Masing-masing bekerja diatas tanah atau bengkel sendiri tetapi bukan sebagai pemilik, melainkan karyawan komunitas.
Para pemikir sosialisme modern pada intinya juga mengatakan bahwa milik bersama itu merupakan tuntutan akal budi, konsentrasi kekayaan dan persaingan yang tidak terkontrol akan mengakibatkan kemiskinan. Sistim ini harus diganti dengan system lain yang mampu menghasilkan pembagian yang sesuai dengan prinsip-prinsip kesamaan.

LATAR BELAKANG SOSIALISME

Sosialisme muncul sebagai faham ekonomi dan kemasyarakatan pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 M di Eropa. Kelahiran faham ini sebagai reaksi terhadap revolusi industri yang terjadi di Inggris yang memunculkan kelas baru dalam masyarakat, yaitu kaum borjuis yang menguasai sarana produksi dan penguasaan modal bertimbun di tangan mereka. Sementara kaum hidup sengsara dan miskin karena tenaganya di peras.
Kekayaan yang dihasilkan kaum buruh hanya bisa dinikmati oleh kaum borjuis, sehingga terjadi kesenjangan sosial dan ekonomi.
Sebagai akibat dari pesatnya perkembangan invidualisme dan kapitalisme, hukum yang berlaku semata-mata demi kepentingan golongan borjuis.
 
Sosialisme awalnya muncul sebagai sebagai reaksi terhadap kondisi buruk yang dialami rakyat di bawah sistem kapitalisme liberal yang tamak. Kondisi buruk  yang dialami kaum  membuad muncul para pemikir yang ingin  membela hak-hak kaum buruh dan menyerukan persamaan  menikmati kesejahteraan, kekayaan dan kemakmuran. Mereka menginginkan pembagian keadilan dalam ekonomi Di antara tokoh-tokoh awal penganjur sosialisme dapat disebut antara lain: St. Simon (1769-1873), Fourisee (1770-1837) , Robert Owen (1771-1858) dan Louise Blane (1813-1882). Setelah itu baru muncul tokoh-tokoh seperti Proudhon, Marx, Engels, Bakunin dan lain sebagainya.

St. Simon dipandang sebagai bapak sosialisme karena dialah orang pertama yang menyerukan perlunya sarana-sarana produksi dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah/negara. Gagasannya merupakan benih awal lahirnya sistem Kapitalisme Negara (state capitalism). Fourie, tokoh sosialis berikutnya, adalah orang pertama di Eropa yang merasa prihatin melihat pertarungan tersembunyi antara kaum kapitalis dan buruh. Dia mengusulkan pada pemerintah Perancis agar membangun kompleks perumahan yang memisahkan kelompok-kelompok politik dan ekonomi, yang dapat menampung empat hingga lima ratus kepala keluarga. Ia menganjurkan hal ini untuk menghentikan pertarungan dan pertentangan ekonomi antara kaum kapitalis dan buruh. 

Pandangan ini tidak mendapat tanggapan positif, sedangkan ajaran St Simon banyak mendapat pengikut serta mendorong lahirnya Marxisme di kemudian hari. Robert Owen, seorang ahli ekonomi yang berpandangan sama dengan Fouriee. Ia mengajarkan pentingnya perbaikan ekonomi seluruh lapisan masyarakat dan penyelesaian masalah yang timbul antara kaum kapitalis dan buruh. Caranya melalui berbagai kebijakan yang dapat mengendalikan timbulnya kesenjangan ekonomi dan kecemburuan sosial. Ia sendiri pernah menjadi manager sebuah pabrik. Pengalamannya sebagai manager sangat mempengaruhi pemikiran ekonominya. Sekalipun demikian ide-idenya dianut banyak orang di Inggeris.
 
Louis Blanc adalah tokoh yang revolusioner dan ikut membidani meletusnya Revolusi Perancis. Menurutnya salah satu kewajiban negara ialah mendirikan pabrik-pabrik yang dilengkapi dengan segala sarana dan bahan produksi, termasuk peraturan-peraturan yang mengikat. Selanjutnya jika pabrik itu telah berjalan dengan baik diserahkan pengurusannya kepada para buruh dan pegawainya untuk mengatur dan mengembangkannya secara bebas. Organisasi dan managemen pabrik seluruhnya dibebankan kepada buruh, begitu pula kewenangan memajukan produksi, mencari pasar dan pembagian keuntungan. Sosialisme yang dianjurkan Louis Blanc disebut sosialisme kooperatif. Menurutnya kapitalisme akan hilang dengan sendirinya apabila gagasan-gagasannya itu diwujudkan. Sayang, apa yang diserukannya itu kurang mendapat tanggapan khalayak. Bahkan ia ditentang keras oleh para politisi dan ekonom. 
Pierre J. Proudhon (1809-1865) adalah penganjur sosialisme generasi kedua di Perancis setelah generasi St. Simon dan Louis Blanc. Tetapi berbeda dengan para penganjur sosialisme lain yang cenderung menghapuskan hak-hak individual atas sarana-sarana produksi, termasuk hak petani untuk memiliki tanah garapan, Proudhon justru bersikeras memperjuangkan dipertahankan hak-hak individual secara terbatas, termasuk hak petani untuk memiliki dan menggarap tanahnya, sebagai juga hak pengusaha kecil untuk mengembangkan usahanya. Jadi ia menolak ide kolektivisme penuh dari kaum sosialis radikal seperti Marx. Bagi Marx hak individual harus dihapus, termasuk hak pemilikan tanah. Di samping itu kaum tani bukan golongan yang penting dalam masyarakat yang bergerak menuju masyarakat sosialis sejati
Salah satu pemikir sosialisme modern adalah Karl Marx, yang pada intinya mengemukakan, Hak milik pribadi berarti alat-alat produksi tidak dikuasai oleh mereka yang mengerjakannya (Kaum Buruh), melainkan oleh kaum pemilik modal.  Untuk dapat hidup buruh harus menjual tenaga kepada pemilik, yaitu menjadi buruh upahan.
Pekerjaan pada essensinya merupakan tindakan paling manusiawi atau kegiatan luhur, melalui pekerjaan manusia menyesuaikan alam dan kebutuhannya, sekaligus ia mengembangkan bakat dan kemampuannya. Pekerjaan sebagai sarana pelaksanaan kreatifitas manusia dan hasil kerjanya dapat memenuhi kebutuhan orang lain, serta pekerjaan itu adalah sarana sosial dan menciftakan sesuatu yang bernilai.
Tetapi didalam pekerjaan upahan semuanya itu gagal, buruh tidak mengerjakan apa yang diminatinya, melainkan mengerjakan apa yang dikehendaki oleh majikan. Hasil pekerjaannya sering tidak dapat dinikmatinya, dalam bekerja terseret kedalam situasi rutinitas, membosankan dan tidak membuka ruang kreatifitas sehingga pekerjaan itu tanpa makna, buruh bekerja dengan menjual tenaganya seakanmenjual dirinya sendiri, sehingga manusia terasing dari dirinya sendiri. Pekerjaan tidak diminati dan terpaksa dilakukan hanya untuk memperoleh uang.

1 komentar:

  1. tulisannya cukup mencerahkan tentang sosialisme. aku salah seorang yang percaya bahwa sosialisme adalah sistem yang paling bijak, manusiawi dan bermartabat dalam ekonomi, sosial, politik dan budaya. sosialisme jayalah di dunia.

    Mohon mampir di personal blog saya. dan mau berbagi ilmu. aku masih newbie dalam aktivitas Blogging
    http//:www.manarangko.blogspot.com

    BalasHapus