BUMI LASKAR PELANGI
"Sebuah sebutan yang layak dan menarik diperbincangkan"
____________________________________________________________________________
Pulau Belitung selain dikenal sebagai pulau penghasil timah, akhir-akhir ini semakin terkenal sebagai "Pulau Laskar Pelangi", terutama setelah muncul film berjudul Laskar Pelangi. Film ini menjadi sarana paling kencang menghembuska nama Belitung ke seluruh penjuru nusantara dan belahan dunia. .Film yang diangkat dari Novel karya Andrea Hirata, berupa cerita tentang upaya mengangkat dan memotret sisi gelap kehidupan sebagian masyarakat Belitung di tengah kelimpahan dan kekayaan alam yang memiliki tambang timah. Sangat ironis dan bertolak belakang kondisi yang dialami sebagian masyarakat ketika itu dan mampu menjadi bahan permenungan serta sumber inspirasi.
Sebelum bertutur panjang lebar tentang sisi lain kekayaan terpendam di Bumi Belitung, terutama hal kekayaaan dan ke-eksotik-an panorama pariwisatanya. Ada baiknya, sebagai "Sekapur Sirih" tanda pembuka pertemuan, kita coba sekilas menyimak cerita latar belakang melekatnya julukan "Pulau Laskar Pelangi" bagi Belitung.
Laskar Pelangi, sederet cerita yang dimulai dengan kisah kondisi sebuah SD Muhammadiyah tampak begitu rapuh, , ruang kelas beralas tanah, beratap bolong-bolong, berbangku seadanya. Ironisnya jika malam tiba bangunan ini dipergunakan sebagai kandang ternak.
Keberadaan sekolah Muhammadiyah ini sangat berbanding terbalik dengan sekolah-sekolah lain, terutama dengan sekolah dibawah naungan Perusahaan Negara Timah. Karena kesulitan keuangan kapur tulis pun merupakan barang langka bagi sekolah ini, dan hanya mampu memberi gaji guru dengan sekilo beras, untuk memenuhi kebutuhan hidup dan rumah tangga para guru mencari tambahan penghasilan di sektor lain, kepala sekolah misalnya nyambi menjadi petani kebun, sedangkan salah satu ibu guru bekerja menerima jahitan.
Walau menghadapi
kondisi ekonomi yang sulit, Sekolah ini dikelola dengan penuh jiwa ikhlas oleh
dua orang guru, Harfan Efendy Noor yang
telah memiliki usia relatif tua sebagai kepala sekolah, dan ibu Ibu Muslimah
Hafsari sebagai guru muda yang secara
finansial sangat miskin. Dengan penuh dedikasi serta memiliki semangat
tinggi keduanya berusaha mempertahankan sekolah yang nyaris dibubarkan oleh pengawas sekolah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sumatera
Selatan karena kekurangan murid.
Seiring dengan
perjalanan waktu, sang ibu guru muda yang hanya memperoleh ijazah setara
sekolah menengah tamatan Sekolah Kepandaian Putri (SKP) mampu melakukan
pendekatan secara dekat dengan sebelas murid yang berasal dari kalangan
keluarga miskin, sejak kelas satu murid tersebut didik kedua guru mereka agar
menjadi orang yang memiliki rasa percaya diri tinggi, harus berani berkompetisi
dengan mengandalkan kualitas pendidikan sebagai sarana perjuangan memperbaiki
nasib dan taraf hidup.
Berkat kegigihan
dan kesabaran kedua guru ini, mereka mampu mendidik para murid hingga pintar
serta mampu mengasah bakat , sehingga memiliki seorang murid yang sangat pintar.
Kedua guru sangat menyayangi kesebelas muridnya sehingga kesebelas murid itu
sebagai diberi julukan sebagai para “LASKAR
PELANGI”
Salah satu bentuk
prestasi gemilang Laskar Pelangi, tercapai ketika team Sekolah Muhamaddiyah
yang terdiri dari kesebelas muridnya mampu menjuarai karnaval mengalahkan Sekolah
Perusahaan Negara Timah, dan prestasi
akademik mencapai puncak keberhasilan ketika tiga diantara kesebelas murid,
Ikal, Lintang, dan Sahara berhasil menjuarai lomba cerdas tangkas antar sekolah, mampu memecahkan rekor yang
sebelumnya merupakan milik sekolah
dibawah naungan perusahaan negara.
Kondisi
menyedihkan ternyata tidak berhenti menghampiri anggota Laskar Pelangi, salah
satu diantara mereka, Lintang siswa paling pintar harus berhenti sekolah karena ayahnya
meninggal dunia. Lintang sebagai anak paling sulung harus mencari nafkah untuk
membantu menghidupi keluarga padahal hanya satu triwulan lagi sudah bisa
menyelesaikan pendidikan SMP.
Karena seterusnya
tidak bisa memenuhi biaya operasional, kemudian sekolah Muhamaddiyah yang
miskin di tengah bumi Belitung yang kaya raya ditutup dengan sendirinya. Namun
dedikasi dan semangat mulia kedua guru,Pak Harfan dan Bu Muslimah mampu menjadi
motor penggerak motivasi terhadap para anggota Laskar Pelangi, sehingga
diantara kesebalas murid tersebut ada yang berhasil sebagai anggota DPRD,
Manager, bahkan ada yang memperoleh beasiswa melanjutkan pendidikan di University de Paris, Sorbonne dan lulus
paska sarjana (S2) dengan predikat with distinction dari Universitas
terkemuka di Inggris.
BELITUNG MEMILIKI KEKAYAAN LAIN
Belitung selain sebagai pulau penghasil timah dan sebagai lokasi syuting film laskar pelangi, tidak ada salahnya jika pulau ini juga dinobatkan sebagai salah satu tujuan wisata menarik di Indonesia, dan dijadikan sebagai destinasi wisata domestik maupun internasional
Sebutan sebagai pulau penghasil timah memang tidak perlu lagi diperdebatkan karena sudah tercatat dalam lembaran sejarah, pulau ini merupakan salah satu bumi penghasil timah terbesar di Indonesia sejak zaman penjajahan Belanda, Entah sudah berapa banyak uang yang dihasilkan dari menggali potensi alamnya tidak dapat dihitung lagi dalam waktu singkat. Sampai hari ini juga pulau ini masih dijadikan sebagai lahan eksploitasi timah. baik bagi Badan Usaha Milik Negara maupun oleh penduduk yang bermukim disana.
Timah sebagai sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui dan memiliki limit secara kuantitatif semestinya dipikirkan kelangsungannya sebagai sumber penghasilan bagi masyarakat. Selain suatu saat akan habis, proses eksploitasi terus menerus akan menyebabkan kerusakan lingkungan dan keindahan alam.
POTENSI WISATA BELITUNG
SEKILAS TENTANG BELITUNG
Belitung, atau Belitong (bahasa setempat, diambil dari nama
sejenis siput laut),
dulunya dikenal sebagai Billiton adalah sebuah pulau di lepas pantai
timur Sumatra,
Indonesia,
diapit oleh Selat Gaspar dan Selat
Karimata. Pulau ini terkenal dengan lada putih (Piper sp.)
yang dalam bahasa setempat disebut sahang, dan bahan tambang tipe
galian-C seperti timah putih (Stannuum), pasir kuarsa, tanah liat putih
(kaolin), dan granit. Serta akhir-akhir ini menjadi tujuan wisata alam
alternatif. Pulau ini dahulu dimiliki Britania Raya
(1812), sebelum
akhirnya ditukar kepada Belanda, bersama-sama Bengkulu,
dengan Singapura
dan New Amsterdam
(sekarang bagian kota New York).
Kota utamanya adalah Tanjung Pandan.
Pulau Belitung terbagi menjadi 2 kabupaten yaitu
Sebagian besar penduduknya, terutama yang tinggal di kawasan pesisir pantai,
sangat akrab dengan kehidupan bahari yang kaya dengan hasil ikan laut. Berbagai
olahan makanan yang berbahan ikan menjadi makanan sehari-hari penduduknya.
Kekayaan laut menjadi salah satu sumber mata pencaharian penduduk Belitung.
Sumber daya alam yang tak kalah penting
bagi kehidupan masyarakat Belitung
adalah timah.
Usaha pertambangan timah sudah dimulai sejak zaman Hindia
Belanda.
Penduduk Pulau Belitung terutama adalah suku Melayu
(bertutur dengan dialek Belitung) dan keturunan Tionghoa Hokkien
dan Hakka.
Secara geografis pulau Belitung (Melayu ; Belitong) terletak pada
107°31,5' - 108°18' Bujur Timur dan 2°31,5'-3°6,5' Lintang Selatan.
Secara
keseluruhan luas pulau Belitung mencapai 4.800 km² atau 480.010 ha.
Pulau
Belitung disebelah utara dibatasi oleh Laut Cina Selatan,
sebelah timur
berbatasan dengan selat Karimata, sebelah selatan berbatasan dengan Laut Jawa
dan sebelah barat berbatasan dengan selat Gaspar.
Di sekitar pulau ini terdapat pulau-pulau kecil seperti Pulau Mendanau,
Kalimambang, Gresik, Seliu dan lain-lain.
(Courtesy Of Wikipedia bahasa Indonesia)
________________________________________________________________________
(Courtesy Of Wikipedia bahasa Indonesia)
________________________________________________________________________
POTENSI WISATA BELITUNG
Belitung sebagai salah satu pulau yang memiliki laut dengan panorama indah serta kondisi laut yang relatif masih alami dan bersih, semestinya menjadi perhatian para pemangkukepentingan untuk menjaga kelestariannya. Kondisi laut seputar Belitung memiliki keunggulan yang unik jika dibandingkan dengan laut pulau tujuan wisata lain yang telah terkenal. Di beberapa daerah wisata yang ada di Belitung banyak ditemukan kumpulan batu-batu alami berukuran besar di tepi maupun di tengah laut. Susunan batu tersebut terlihat unik karena seakan sengaja diatur rapi, serta satu sama lain berhimpitan, bahkan saling menindih.
Setiap kali melihat gugusan batu ini, karena memiliki susunan dan barisan yang rapi, setiap orang seakan tidak percaya bahwa hal itu terjadi secara akami. Banyak wisatawan setelah melihatnya bertanya "Apa benar tidak ada orang yang mengaturnya ?". Selain gugusan bebatuan yang memiliki jumlah yang banyak, tepian bebatuan ini pada umumnya baik dipergunakan sebagai tempat berenang meniklami air laut pantai Belitung yang masih bersih, bahkan banyak diantaranya berwarna biru bening.
Beberapa tempat wisata di wilayah kepulauan Belitung sangat banyak ditemui gugusan batu alam yang bertekstur indah bagaikan hiasan untuk mempercantik suasana pantai atau hamparan laut. Kondisi ini merupakan salah satu keunggulan atau ciri khas wisata Belitung yang perlu di kemas sebagai salah satu ikon wisata daerah ini.
Jika mengitari hamparan laut di sekitar Pulau Belitung dengan mempergunakan kapal maka kita akan banyak menemui gugusan batu berupa pulau-pulau kecil dengan bermacam-macam bentuk. Pemandangan seperti ini lajim ditemui di sepanjang pantai daratan pulau Belitung, demikian juga jika mengunjungi pulau-pulau kecil yang berada di tengah laut, sepanjang perjalanan akan banyak menemui gugusan batu demi batu yang amat indah di pandang.
Salah satu pemandangan gugusan bebatuan di tepi pantai di Belitung. Selain sangat indah dipandang bebatuan ini dikelilingi hamparan air laut yang bening dan bersih sehingga sangat cocok menjadi tempat wisata renang di air laut. |
______________________________
Satu lagi sisi menarik perjalanan wisata di Pulau Belitung, terutama ketika naik kapal kecil dari Tanjung Kelayang menuju Pulau Lengkuas, akan menemukan sebuah tempat gumpalan pasir yang muncul ke permukaan laut yang lebarnya relatif tidak luas, namun sering dijadikan sebagai tempat singgah bagi wisatawan untuk menikmati hamparan pasir putih di tengah laut.
Di tempat ini sering ditemukan binatang laut yang disebut dengan
nama "Bintang Laut" memiliki bentuk unit seperti sebuah bintang. Setiap perahu atau kapal kecil yang membawa wisatawan menuju Pulau Lengkuas pada umumnya singgah disini dan memberikan kesempatan kepada penumpang untuk menikmati keunikan laut dan pulau pasir ini.
PULAU PASIR
Satu lagi sisi menarik perjalanan wisata di Pulau Belitung, terutama ketika naik kapal kecil dari Tanjung Kelayang menuju Pulau Lengkuas, akan menemukan sebuah tempat gumpalan pasir yang muncul ke permukaan laut yang lebarnya relatif tidak luas, namun sering dijadikan sebagai tempat singgah bagi wisatawan untuk menikmati hamparan pasir putih di tengah laut.
Di tempat ini sering ditemukan binatang laut yang disebut dengan
nama "Bintang Laut" memiliki bentuk unit seperti sebuah bintang. Setiap perahu atau kapal kecil yang membawa wisatawan menuju Pulau Lengkuas pada umumnya singgah disini dan memberikan kesempatan kepada penumpang untuk menikmati keunikan laut dan pulau pasir ini.
Sebagai fenomena alam yang memiliki keunikan tersendiri, pulau pasir ini juga sangat menarik dikunjungi setiap wisatawan sehingga layak dijadikan oleh para pemangkukepentingan industri pariwisata Belitung sebagai keunggulan komperatif untuk menjadikan daerah ini sebagai tujuan wisata yang perlu diperhitungkan sebagai destinasi wisata pilihan di Nusantara.
Disini para wisatawan dapat bermain dengan leluasa menikmati pasir putih ditengah hamparan laut yang memiliki air yang bening, dan memiliki kesempatan untuk melihat binatang laut yang unik. Beberapa wisatawan yang pernah singgah di Pulau Pasir ini umumnya mengakui tempat ini sangat unik dan memberi kesan tersendiri tentang adanya kondisi alam yang lain lain dari lain.
"Pulau Pasir di tengah hamparan air laut kepulauan Belitung teramat indah untuk diabaikan".
Pulau Pasir ini dapat ditempuh selama 15 menit dari pantai Tanjung Kelayang mempergunakan kapal kecil yang secara khusus ada untuk mengangkut para wisatawan dari Tanjung Kelayang ke Pulau Lengkuas pulang pergi. Untuk menuju Pulau Lengkuas dari Tanjung Kelayang umumnya membutuhkan waktu tempuh kira setengah Jam.
___________________________________________________________________________________
PULAU LENGKUAS
Pulau Lengkuas merupakan salah satu pulau yang menjadi salah satu tujuan pavorit bagi wisatawan yang berkunjung ke Belitung, selain memiliki keindahan pantai pasir putih dan gugusan bebatuan, disini ada sebuah menara mercusuar yang dibangun pada masa kolonial Belanda tahun 1882, sampai saat ini masih kokoh dan relatif terawat, berfungsi sebagai pemandu kapal yang masuk ataupun yang keluar ke wilayah perairan Tanjung Binga Belitung.
Mercusuar ini memiliki ketinggian 70 meter dengan ruang bertingkat sebanyak 18 tingkat. Setiap wisatawan yang berkunjung ke pulau ini diperkenankan memasuki ruang bagian dalam bangunan ini, dan menaiki tangga demi tangga mencapai puncak tertinggi menara. Setiap lantai memiliki jendela kaca yang memungkinkan menjadi tempat memandang ke hamparan lautan sekitarnya. Sebagai bangunan berbentuk menara yang tinggi untuk mencapai puncak tertinggi membutuhkan kemauan dan kemampuan prima karena akan menyita banyak energi. Namun rasa letih menaiki tangga demi tangga terasa sirnah ketika berada pada puncak menara karena akan memperoleh pengalaman menarik memandang panorama alam pantai dan laut yang indah.
Disekitar pulau ini terbentang pasir putih yang memiliki lebar relatif luas yang sangat layak dipergunakan tempat santai dan bermain pasar. Air laut disini juga sangat bersih dan bening disamping memiliki banyak gugusan batu-batu yang tersusun rapi, apik dan enak dipandang. pantainya juga sangat cocok sebagai tempat berenang.
__________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________
PULAU LENGKUAS
Pulau Lengkuas merupakan salah satu pulau yang menjadi salah satu tujuan pavorit bagi wisatawan yang berkunjung ke Belitung, selain memiliki keindahan pantai pasir putih dan gugusan bebatuan, disini ada sebuah menara mercusuar yang dibangun pada masa kolonial Belanda tahun 1882, sampai saat ini masih kokoh dan relatif terawat, berfungsi sebagai pemandu kapal yang masuk ataupun yang keluar ke wilayah perairan Tanjung Binga Belitung.
Mercusuar ini memiliki ketinggian 70 meter dengan ruang bertingkat sebanyak 18 tingkat. Setiap wisatawan yang berkunjung ke pulau ini diperkenankan memasuki ruang bagian dalam bangunan ini, dan menaiki tangga demi tangga mencapai puncak tertinggi menara. Setiap lantai memiliki jendela kaca yang memungkinkan menjadi tempat memandang ke hamparan lautan sekitarnya. Sebagai bangunan berbentuk menara yang tinggi untuk mencapai puncak tertinggi membutuhkan kemauan dan kemampuan prima karena akan menyita banyak energi. Namun rasa letih menaiki tangga demi tangga terasa sirnah ketika berada pada puncak menara karena akan memperoleh pengalaman menarik memandang panorama alam pantai dan laut yang indah.
Disekitar pulau ini terbentang pasir putih yang memiliki lebar relatif luas yang sangat layak dipergunakan tempat santai dan bermain pasar. Air laut disini juga sangat bersih dan bening disamping memiliki banyak gugusan batu-batu yang tersusun rapi, apik dan enak dipandang. pantainya juga sangat cocok sebagai tempat berenang.
Beberapa meter dari permukaan pantai, biasanya setiap kapal yang ditumpangi wisatawan berhenti untuk memberikan kesempatan kepada penumpang berenang bebas di tengah laut yang memiliki
taman laut dengan keanekaragaman biota lautnya, yang memberi kesan menarik di laut ini, orang yang sedang berenang akan dihampiri banyak ikan yang memiliki jenis dan warna menarik.
Bagi pengunjung yang memiliki hobby berenang dan ingin menikmati pemandangan bawah laut tempat ini sangat layak dicoba. Namun untuk berenang disini tidak dibatasi, siapa saja wisatawan yang ingin berenang dipersilahkan terjun ke air laut karena akan diawasi oleh para awak kapal.
Kesempatan yang diberikan untuk berenang disini merupakan pengalaman menarik dan memberi kesan unik, selain memiliki air laut yang bening, dapat bermain atau kejar-kejaran dengan beberapa ekor ikan berukuran kecil yang selalu berada di sekitar orang yang sedang berenang disini.
Untuk membuat ikan berkumpul atau berkerumun dengan jumlah banyak adakalanya wisatawan melemparkan makanan ke air sehingga nampak dengan ikan-ikan yang indah. Uniknya orang yang berenang sambil memegang makanan seperti roti justru membuat ikan-ikan itu datang berkumpul, bukan sebaliknya lari dari orang yang berenang, tapi untuk menangkap ikan ini dengan tangan kosong tidak gampang dan diperlukan kemampuan khusus, umumnya orang tidak berhasil menangkap ikan yang menggemaskan ini.
__________________________________________________________________________________
BATU SATAM SEBAGAI IKON
Di inti kota Tanjung Pandan Ibukota Kabupaten Belitung Berdiri sebuah tugu yang di puncaknya ada reflika besar batu satam. Telah lama pulau belitung terkenal selain sentra eksploitasi timah, dikenal sebagai daerah yang menghasilkan batu satam.
MOHON MAAF......... !!!
Adakalanya artikel ini terputus-putus, bukan karena kesalahan jaringan internet atau ada gangguan pada alat penglihatan anda.....
Tetapi
BLOG INI DIKERJAKAN SAMBIL LALU...
Wajar kan terkesan -"Terobrak-abrik"- dan nampak tidak profesional, tapi "mohon sabar" karena akan selesai dengan indah pada waktunya___________________________ ???? (Ada pertanyaan).
Adakalanya artikel ini terputus-putus, bukan karena kesalahan jaringan internet atau ada gangguan pada alat penglihatan anda.....
Tetapi
BLOG INI DIKERJAKAN SAMBIL LALU...
Wajar kan terkesan -"Terobrak-abrik"- dan nampak tidak profesional, tapi "mohon sabar" karena akan selesai dengan indah pada waktunya___________________________ ???? (Ada pertanyaan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar