Dalam interaksi kehidupan sehari-hari, tidak jarang kita bertemu
dengan orang yang cenderung selalu berpikir negatif (negative thinking). Tipe orang yang berpikir negatif selalu melihat
sesuatu dari sisi yang dianggap tidak akan menguntungkan pada dirinya sendiri,
atau menilai sesuatu tidak baik karena dianggap mengganggu rasa nyaman (zona
nyaman) terhadap diri sendiri. Salah satu contoh, ketika ada yang menawarkan
peluang bisnis kepada seseorang, maka tanggapan yang diberikan orang tersebut
akan bernada tidak yakin, dan lebih banyak memberi penilaian tentang dampak
merugikan bisnis tersebut.
Dalam memotivasi anggota sebuah organisasi atau karyawan
perusahaan, orang yang bertipelogi berpikir negative ini cenderung bersikap
selalu memberi banyak alasan atau selalu mengkritisi apa yang diberikan atau
diintruksikan kepadanya. Pandangan negative tersebut dilakukan sebagai bentuk
menjaga pertahanan diri dan sebagai salah satu cara menunjukkan sikap yang tidak
berkenan menerima sesuatu yang dianggap akan mengganggu rasa nyamannya.
Orang yang berpikir negatif ini pada umumnya sulit untuk
diajak untuk melakukan perubahan dalam sebuah organisasi, karena dia telah
merasa nyaman dengan apa yang telah dicapai dan dimiliki, sehingga tidak
memiliki motivasi kuat untuk meraih tujuan yang lebih tinggi, maka wajar jika
orang seperti ini umumnya menjadi orang biasa-biasa saja dalam kehidupannya,
bahkan sering menjadi seorang pecundang.
Sikap tidak mau menerima tantangan baru dan merasa nyaman
dengan tindakannya tidak dapat dipisahkan dengan kerangka berpikir (mindset) yang
dimiliki oleh seseorang, yaitu suatu cara berpikir yang menganggap apa yang
telah diyakininya (Belief) telah menjadi sebuah kebenaran mutlak yang tidak
dapat diganggu-gugat. Oleh karena itu untuk merubah sikap dan tindakannya maka
dibutuhkan kemauan untuk menggeser keyakinan yang dianutnya.
Padahal, bukan merupakan wacana yang asing bagi kita bahwa
salah satu kunci keberhasilan dalam hidup ini, terutama untuk meraih sukses
dalam pekerjaan dan karir, dibutuhkan kemauan untuk berpikir positif. Namun
tidak jarang kata-kata “sikap berpikir positif” tidak segampang mengucapkannya
untuk melakukannya. Banyak orang tau bahwa berpikir positif sangat penting
sebagai bekal sukses dalam hidup tetapi terasa sulit untuk melakukannya.
Persoalan ini sudah berlangsung sejak lama dalam kehidupan manusia, bahkan
usianya sepanjang sejarah hidup manusia itu sendiri, sehingga sejak zaman
Yunani Kuno hal ini sudah menjadi bahan permenungan, sebagaimana tersirat dalam
mitologi Yunani Kuno yang diberi nama “PYGMALION”.
Pygmalion seorang pemuda berbakat seni dan sangat piawai
memahat patung berasal dari Siprus, hasil karya ukir tangannya memahat sangat bagus. Selain cakap
dalam mengukir patung Pygmalion sangat terkenal dan sangat disenangi oleh
teman-temannya karena Pygmalion dikenal memiliki sikap selalu “Berpikir
Positif”, dan memandang segala sesuatu dengan sudut pandang yang baik
Apabila ada lapangan di tengah kota becek, orang-orang
mengomel dan menkritik, maka Pygmalion justru melihatnya dari sisi lain, dengan
berkata “Untung lapangan yang lain tidak sebecek ini”. Ketika ada pembeli patung yang ngotot menawar
harga, ketika kawan-kawan Pygmalion berkata “Kikir betul orang itu”,
maka Pygmalion justru berkata, “Mungkin orang itu perlu uang untuk urusan
lain yang lebih penting”. Ketika
anak-anak mencuri apel dikebunnya, Pygmalion tidak mengumpat, Ia malah merasa
iba dan berujar “Kasihan anak-anak itu kurang mendapat pendidikan dan makanan yang
cukup di rumahnya”.
Pygmalion dalam melihat dan memaknai sesuatu tidak melihat
sisi negatif atau sisi buruk, melainkan melihat dari sisi baik. Ia tidak pernah
berpikir buruk tentang orang lain, sebaliknya ia selalu mencoba membayangkan
hal-hal baik dibalik perbuatan buruk orang lain.
Pada suatu hari Pygmalion mengukir sebuah patung wanita dari
kayu yang sangat halus. Patung itu berukuran manusia sungguhan, patung tersebut diberi nama GALATEIA. Ketika sudah
rampung, patung itu tampak seperti manusia betul. Wajah patung itu tersenyum
manis menawan, tubuhnya elok menarik. Kawan-kawan Pygmalion berkata
“Ah, sebagus- bagusnya patung, itu cuma patung, bukan isterimu”. Walau mendapat tanggapan negatif dari teman-temannya
tetapi Pygmalion tetap memperlakukan patung itu bagaikan manusia betul.
Berkali-kali patung itu ditatapnya dan dielusnya.
Para dewa yang ada di Gunung Olympus memperhatikan dan
menghargai sikap Pygmalion, lalu mereka memutuskan untuk memberi anugerah
kepada Pygmalion, yaitu mengubah patung itu menjadi manusia betul. Akhirnya Pygmalion
hidup berbahagia dengan isterinya itu yang konon adalah wanita tercantik di
seluruh negeri Yunani.
Nama Pygmalion dikenang hingga kini untuk mengambarkan
dampak pola berpikir yang positif. Kalau kita berpikir positif tentang suatu
keadaan atau seseorang, seringkali hasilnya betul-betul menjadi positif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar