Karena
begitu seringnya muncul perbedaan pendapat dan perselisihan antara seorang pria
dan wanita maka banyak langkah atau cara yang dilakukan untuk mencari apa
sesungguhnya akar utama penyebab perbedaan tersebut. Ada yang melakukan
pencarian jawaban melalui pendekatan ilmu sosial budaya, ilmu psikologi, ilmu ekonomi,
ilmu religi, bahkan mempergunakan ilmu
perdukunan, pokonya segala ilmu laku untuk dipergunakan karena memang sampai hari
ini belum ada obat yang paling mujarab dan penuh garansi tentang memahami siapa
itu pria dan siapa itu wanita yang memiliki perbedaan tapi saling membutuhkan,
teramat sangat bahkan.
Karena
dibutuhkannya banyak jenis ilmu untuk membedah keunikan perbedaan dan saling
ketergantungan membutuhkan antara pria dan wanita, ada juga muncul usaha untuk
memahami perbedaan wanita dengan pria melalui pendekatan pengetahuan terhadap
struktur dan fungsi otak manusia, dan sudah pasti berusaha juga membedah otak
pria dan wanita secara fisiologi. Hal ini memang menarik dilakukan karena otak
manusia memang tidak dapat dilihat secara kasat mata, alias tersembunyi ,
tetapi memiliki kemampuan, peranan dan fungsi penting terhadap kehidupan
manusia termasuk pria dan wanita. Kalau tidak percaya coba anda bayangkan apa
jadinya seandainya tidak ada otak manusia ?
Otak
manusia itu ternyata memiliki fungsi penting karena otak manusia pada intinya berfungsi
sebagai pusat pengendali seluruh aktivitas tubuh dan fungsi tubuh manusia,
sehingga otak memiliki peranan sentral dan sangat penting didalam tubuh manusia terutama
untuk mengendalikan pikiran, ucapan dan tindakan seseorang, oleh karena itu ketika kita marah kepada seseorang
jangan sekali-sekali mengucapkan kata-kata “ Tidak Punya Otak !!! “, karena
dengan mengucapkan kata itu berarti kita tidak menyadari betapa pentingya
fungsi otak bagi manusia.
Menurut para ahli otak manusia terdiri dari :
- Cerebrum (Otak Besar)
- Cerebellum (Otak Kecil)
- Brainstem (Batang Otak)
- Limbic System (Sistem Limbik)
Cerebrum
merupakan bagian terbesar otak manusia dan disebut juga sebagai otak
depan (Cerebral CortexForebrain ),
Cerebrum inilah yang menjadikan manusia
memiliki kemampuan berpikir, logika, menganalisa, bahasa, kesadaran, perencanaan,
memori dan kemampuan visual.
Cerebrum
terbagi empat yaitu Lobus Frontal, Lobus
Parietal, Lobus Occipital dan Lobus Temporal, dan otak besar ini juga bisa
dibagi menjadi dua belahan, yaitu belahan otak kanan dan belahan otak
kiri, fungsi otak kanan dan otak kiri tersebut adalah :
OTAK KIRI
|
OTAK KANAN
|
Pusat Intelligence Quotient (IQ).
|
Emotional Quotient (EQ).
|
Logika
|
Komunikasi,
sosialisasi, interaksi serta pengedalian emosi
|
Rasio
|
Sosialisasi
|
Membaca
|
Interaksi
|
Menulis
|
Pengendalian emosi
|
Terstruktur
|
Kemampuan intuitif
|
Analitis dan Matematis
|
Kemampuan merasakan
|
Sistematis
|
Kreatifitas
|
Linear
|
Berpikir lateral,
|
Idealnya, otak kiri dan otak
kanan haruslah seimbang, apabila semua berfungsi secara optimal dan terjadi
keseimbangan antara otak kanan dan otak kiri maka orang tersebut akan menjadi
orang pintar dan sekaligus pintar bersosialisasi, sehingga dapat dikatakan
seseorang itu hidup holistik atau sempurna. Namun pada kenyataannya dalam kehidupan
sehari-sehari yang terjadi adalah hal yang sebaliknya yaitu kecenderungan
seseorang lebih mengandalkan belahan otak tertentu, misalnya ada orang yang
lebih mengandalkan otak kanan dan ada orang yang justru mengandalkan otak kirinya, dalam
kehidupan sehari-sehari kita dapat melihat sikap dan tindakan seseorang
berdasarkan belahan otak sebelah mana yang dominan mempengaruhi sikap dan
tindakan, ciri-cirinya sebagai berikut :
OTAK KANAN
|
OTAK KIRI
|
Humoris
|
Serius
|
Simple
|
Rumit
|
Meyenangkan
|
Membosankan
|
Boros
|
Hemat
|
Lebih percaya intuisi
|
Lebih percaya fakta
|
Lebih memilih perasaan memecahkan masalah
|
Rapi dan terorganisir
|
Bermimpi besar
|
Ilmiah
|
Spontan
|
Lebih suka diam
|
Pembuat aturan
|
|
Konservatif
|
|
Mudah ditebak
|
Berdasarkan
pembagian belahan otak dan berdasarkan fungsinya tersebut maka ada
kecenderungan muncul pemikiran yang membedakan sikap dan tindakan pria dan
wanita berdasarkan pengaruh atau dominasi belahan otak tersebut dengan uraian
sebagai berikut :
PRIA
|
WANITA
|
Mudah
menangkap pokok masalah dan lebih fokus pada solusi.
|
Bisa melakukan berbagai macam
tugas sekaligus
|
Lebih suka melakukan aktivitas yang mekanikal
|
. Tidak
terlalu tertarik dengan aktivitas mekanik.
|
Lebih
suka memikirkan apa yang dihadapinya saat ini, daripada apa
yang akan terjadi beberapa saat yang akan datang.
|
Memiliki kemampuan perencanaan bahkan mampu membuad
perencanaan jangka panjang
|
Berbicara
7.000 kata/hari.
|
.
Mampu berbicara 20.000 kata/hari.
|
Tidak
peka akan keadaan emosi, baik dalam diri sendiri maupun orang lain.
|
Lebih mampu mengutarakan
perasaan
dan memanfaatkan
kata-kata untuk menggantikan reaksi emosional dengan perkelahian fisik
|
Jumlah hormon testosteron lebih banyak sehingga memiliki kemampuan mengukur ruang,
tempat, dan bentuk secara akurat.
Hormon testosteron pada pria juga
membuat mereka punya selera humor tinggi.
|
Wanita lebih emosional
karena titik-titik emosinya tersebar di otak kiri dan kanan.
|
. Menceritakan lelucon lebih sedikit dibandingkan
pria.
|
Memperhatikan
apa fungsi otak belahan kri dan fungsi otak belahan kanan yang diuraikan diatas
menunjukkan bahwa ada perbedaan besar antara fungsi otak kanan dan otak kiri,
dan bila kita ingat kembali bagaimana lajimnya sikap dan tindakan seorang pria
dan wanita dalam berpikir, berkomunikasi dan bertindak maka ada kemiripannya dengan fungsi masing-masing otak tersebut, sehingga
ada orang yang mengatakan bahwa seorang pria mempergunakan otak kiri sedangkan
wanita mempergunakan otak kanan.
Munculnya
pandangan yang demikian sah-sah saja jika tindakan seseorang itu dilihat dan
dikaitkan dengan fungsi belahan otak
sebelah kanan ataupun fungsi belahan
otak sebelah kiri, yang menjadi persoalan dan perlu diperbincangkan adalah
adanya pandangan yang mengarah kepemikiran bahwa pria mempergunkan belahan otak
sebelah kiri dalam bertindak sudah merupakan harga mati, demikian juga halnya
seorang wanita dalam bertindak juga merupakan harga mati, seakan-akan kondisi
ini merupakan bawaan lahiriah yang memang sudah ada dari sononya atau bawahan
lahir yang sudah melekat dalam diri seseorang.
Jika
ada pandangan yang mengemukakan bahwa hal perbedaan itu merupakan harga mati
maka wajarlah jika muncul anggapan bahwa seorang pria dan wanita memiliki
perbedaan mutlak dalam hal berpikir dan bertindak, kalau itu memang benar maka
wajar jugalah jika seorang pria dan seorang wanita, walaupun mereka sudah
menjadi pasangan suami istri, akan selalu berbeda dalam segala hal dan akan
selalu memiliki kemampuan yang berbeda dalam setiap tindakannya. Perbedaan
inilah yang diklaim sebagai sumber malapetaka pertengkaran di dalam rumah
tangga.
Secara
fisiologis memang otak kiri dan otak
kanan memiliki perbedaan tetapi bukan berarti kedua-duanya berkompetisi dan
saling berselisih merebut kekuasaan dan peranan yang lebih unggul dalam
mempengaruhi sikap dan tindakan manusia, justru kedua belahan otak itu
diharapkan mampu bersinergi dan memiliki keseimbangan untuk menjadikan seorang
manusia hidup sempurna berdasarkan keseimbangan kecerdasan inteligensia /
rasional (IQ) kecerdasan emosi (EQ).
Demikian
juga halnya jika memang ada kecenderungan pria dan wanita lebih condong
mengandalkan belahan otak tertentu bukan berarti hal tersebut menjadi kondisi
permanen yang menjadikan pria dan wanita berbeda mutlak secara permanen juga,
kedua-dua kecerdasan yang dihasilkan kedua belahn otak tersebut dapat
diberdayakan untuk saling melengkapi secara seimbang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar