assets1.bigthink.com |
Sudah menjadi catatan indah yang ditulis dengan tinta emas bahwa seorang wanita cenderung untuk selalu mengungkapkan dan mengutarakan perasaannya kepada orang lain terutama kepada orang yang dianggap dekat dengannya, dengan megungkapkan isi hatinya dan orang lain berkenan mendengarkannya maka seorang wanita justru merasa bahwa dia di hargai, disayangi dan dibutuhkan oleh orang lain.
Oleh karena itu membicarakan tentang wanita dalam hal ini bukan hanya kebutuhan kaum pria tetapi dibutuhkan juga oleh kaum wanita, terutama kali ini topik yang ingin dibicarakan tentang pandangan yang lajim mengemuka selama ini yaitu yang mengatakan bahwa “wanita orang lemah”. Jangan-jangan wanita sendiri juga tidak sudi diklasifikasikan sebagai orang lemah ?
Secara historis, kaum wanita telah menunjukkan peranannya sesuai dengan arah perkembangan zaman, bahkan tidak jarang wanita memiliki peranan penting serta menyumbangkan kemampuannya sesuai dengan panggilan zaman yang menunjukkan bahwa wanita itu sendiri mampu dan memiliki kekuatan untuk berbuat, berkarya dan menghasilkan sesuatu sesuai dengan tuntutan zaman.
Pandangan yang mengatakan bahwa wanita orang lemah hal itu terjadi hanya karena melihat seorang wanita dalam sisi kecil saja, misalnya melihat wanita melalui kedaan phisiknya atau melihat wanita dari sisi psikis yang dimilikinya yang cenderung ingin dilindungi dan disayangi, tidak dapat kita pungkiri bahwa secara psikologi seorang wanita memang selalu ingin dihargai dan diharapkan keberadaannya dan berbeda dengan seorang pria yang cenderung ingin menunjukkan keunggulannya sebagai orang yang kuat, mandiri dan memiliki kemampuan pribadi.
Cara berpikir dan harapan yang ditunjukkan seorang wanita yang ingin selalu di diperhatikan dan disayangi oleh orang lain terutama ingin selalu didengarkan dan disayangi oleh pria bukan merupakan suatu ukuran yang bisa menggambarkan bahwa seorang wanita itu lemah, sikap wanita yang demikian itu karena memang seorang wanita cenderung untuk lebih mengandalkan perasaannya daripada mempergunakan rasionya dalam berkata-kata dan bertindak.
Sesungguhnya seorang wanita itu tidak lemah jika kita kaitkan dengan peranan seorang wanita dalam kehidupan terutama dalam sepak terjang mereka berkarya, bekerja dan mencari nafkah. Dalam kehidupan sekarang yang identik dengan era teknologi informasi peranan wanita justru memiliki peluang yang lebih besar untuk lebih sukses dan menguasai lapangan pekerjaan ataupun dunia karir dan bisnis lainnya, era informasi erat kaitannya dengan teknologi rekayasa yang tidak membutuhkan kemampuan otot atau tenaga phisik, yang dibutuhkan adalah kemampuan berpikir.
Secara psikologi tidak dapat dibuktikan bahwa IQ seorang wanita lebih rendah dari seorang pria, artinya tinggi rendahnya IQ tidak ditentukan oleh jenis kelamin, bahkan di era teknologi informasi sekarang justru wanita memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan pria karena dunia bisnis dewasa ini ternyata tidak bisa lagi hanya mengandalkan kemampuan rasional tetapi dibutuhkan kemampuan memahami perasaan orang lain (emphaty). Kemampuan ber-emphaty ini bersumber dari kemampun otak kanan sedangkan kemampuan rasio mengandalkan otak kanan, dan pria umumnya cenderung lebih memberdayakan otak kirinya sedangkan seorang wanita cenderung mengandalkan otak kanannya.
Dunia bisnis dewasa ini tidak cukup lagi hanya mengandalkan kemampuan menghasilkan suatu produk yang bagus dan canggih tetapi yang sangat dibutuhkan adalah kemampuan memahami kebutuhan konsumen oleh karena itu dibutuhkan kemampuan memahami perasaan orang lain, kemampuan itu ada di otak kanan yang cenderung dipergunakan oleh wanita, apabila wanita mampu memadukan kemampuan otak kanannya dengan otak kirinya yang memang objek utama diberdayakan di institusi pendidikan maka tidak menutup kemungkinan wanita akan menguasai era teknologi informasi dewasa ini.
Secara kronologi perkembangan dan proses perubahan zaman ternyata wanita juga pernah memegang peranan penting dan merupakan pelaku utama atau tumpuan kehidupan sesuai dengan kondisi dan panggilan zamannya. Secara historis kehidupan manusia dimulai dengan zaman nomaden yang kemudian bergeser menjadi zaman berburu, bertani dan teknologi, dizaman berburu sebagai tulang punggung perekonomian atau sumber mendapatkan nafkah adalah seorang pria, kondisi tersebut memang sesui dengan sikap pria yang suka bertualang dan menghadapi bahaya keluar masuk hutan, pada era berburu ini seorng pria memiliki keunggulan sesuai panggilan zamannya sementara seorang wanita aktivitasnya bekerja di rumah sambil bertani dan mengurus keluarga.
Paska era berburu yang kemudian digantikan dengan era bertani, yang memiliki peranan sentral kemudian adalah kaum wanita, karena selain sebelumnya mereka sudah terbiasa bertani sementra pria berburu kehidupan bertani ternyata membutuhkan sikap telaten dan penuh kesabaran, karena sikap dan keterampilan itu umumnya berada di diri seorang wanita maka wajar jika kemudian wanita memiliki peranan penting dalam era pertanian dan menjadikan wanita sebagai tulang punggung dan aktor utama perekonomian keluarga dan masyarakat. Inilah era dimana wanita memiliki peranan penting dalam sejarah kehidupan dan menunjukkan bahw seorang wanita itu tidak lemah, mereka dianggap lemah karena dilemahkan oleh pandangan yang salah dan dianggap lemah karena sejarah dan panggilan zaman.
Ketika era pertanian berkembang menjadi era industri dan
teknologi kemudian pria memiliki peranan yang lebih penting karena industrialisasi memang mempergunakan teknologi
berat yang membutuhkan kekuatan pikiran dan otot untuk melaksanakannya, dalam
kondisis seperti ini memang keberadaan pria sesuai dengan kebutuhan zaman itu,
maka tidak mengherankan apabila kemudian yang memiliki peranan penting didunia industry
adalah seorang pria.
Sekarang
kita tengah memasuki dan melakoni era teknologi informasi atau istilah kerennya
Informtion Technologie (IT), dimana kita harus membuang jauh-jauh gambaran
bahwa teknologi informasi adalah super computer canggih buatan IBM dahulu yang karena
besarnya mesti diangkut dengan alat berat atau harus dengan mempergunakan otot
kaum pria, kenyataannya sekarang ini teknologi baru itu sebesar genggaman
tangan umat manusia, lihat laptop dan handphone. Teknologi komunikasi seperti
handphone bukan hanya menjadi kebutuhan para elite penguasa dan pengusaha saja
tetapi nenek kita yang bermukim di ujung pulau ditepian lebatnya hutan rimba
sudah pasih ber-handphone ria, bahkan sudah memiliki halaman jejaring sosial facebook, “biar
keren katanya” !!!, alasan awalnya nenek kami itu ber-facebook ria katanya
biar bisa berkirim status dan chatting
dengan cucu-cucunya yang telah terbesar di berbagai belahan dunia ini, tetapi
pada akhirnya nenek kami itu justru
ber-kangen-kangenan dengan mantan pacarnya yang sekarang sudah sama-sama
tua renta, Nek… oh Nenek nasibmu kini ikut-ikutan jadi korban kemajuan
teknologi, bosan ber-facebookria eh malah main game online sampai pagi…. Nek…
Oh Nek sadar dong usia…… !!!!
Dan
jangan kaget bahwa saudara kita yang bermukin di pelosok desa yang konon
katanya desa tertinggal sekarang kaum pria main judi tebak skore atau
pertandingan bola melalui internet dan canggihnya main internet lewat
handphone, lumayan pantastis, tetapi sisi positifnya para saudara kita yang
bermukim di desa sekarang tidak bisa lagi dibohongi tentang fitur dan harga
sebuah produk karena mereka sudah dapat mengetahuinya dengan mengakses internet.
Perkembangan
teknologi informasi itu ternyata telah beralih menjadi “Human Technology” yaitu
teknologi yang lebih mengandalkan emosional atau perasaan oleh karena itu
dibutuhkan “Mood Management”, jika
ingin mampu memahami mood yang terdiri dari feel bad atau feel good maka dibutuhkan kemampuan untuk memahami perasaan orang
lain (ber-empathy) dan kemampuan itu
ada di dalam otak kanan yang umumnya lebih sering diandalkan oleh kaum wanita,
jika memang dunia dewasa ini membutuhkan kemampuan “Mood Management” maka tidak
menutup kemungkinkan jika arah perkembangan zaman telah membuka kesempatan
pintu terbuka untuk kaum wanita memiliki kesempatan lebih unggul, dan
mendapatkan kesempatan kembali menjadi aktor utama dalam gelanggang era
teknologi informasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar